Jumat, 10 Oktober 2014

Dialah ar Razzaq, Sang Maha Pemberi Rizqi

Di suatu hari, di sebuah masjid Abu Yazid sedang melaksanakan shalat berjamaah bersama seorang imam. Selepas salam, Sang imam berkata: "Duhai Abu Yazid, Aku lihat kamu tidak memiliki pekerjaan, lalu dari mana kamu makan?". Lantas Abu Yazid menjawab: "Tolong sabar sebentar, sampai aku mengulang shalat yang aku kerjakan bersama orang yang ragu dengan masalah rizqi, sebab sholat tidak boleh dikerjakan bersama orang yang tiada mengenal Sang Maha Pemberi rizqi".
Entah, sebagai manusia, kadang kita masih saja merasa resah dan bingung tentang suatu hal yang sebenarnya tidak perlu untuk dibuat pusing. Ya, apalagi kalau bukan masalah rizqi. Padahal Allah adalah zat yang memiliki sifat ar-razzaq yakni zat yang Maha memberi rizqi. "Sesungguhnya Allah adalah zat yang Maha Memberi rizqi yang memiliki kekuatan yang kokoh". (Ad-Dzariyat: 58)
Seringkali kita jumpai, orang-orang yang hanya mementingkan pendidikan non agama. Mengejar prestasi yang katanya luar biasa. Berebut dengan ribut kursi pegawai negeri. Tanpa pernah sedikit saja menaruh rasa pada pendidikan agama. Sikap seperti ini muncul, tiada lain adalah sebab rasa ragu kepada Allah, Ar-Razzaq, Sang Maha Pemberi rizqi. Padahal Allah taala telah berfirman: "Tiada hewan pun yang berada dibumi kecuali Allahlah yang menjamin rizqinya" (QS Hud:6).
Dialah Allah yang menjamin rizqi seluruh makhluk. Jika kita mau sedikit mencermati makhluk disekitar kita, maka kita akan temukan bahwa mereka begitu sangat dijamin rizqinya oleh Allah. Seperti makhluk Allah yang bernama cicak, bagaimana oleh Allah ia didesain menjadi hewan yang memiliki makanan nyamuk dan serangga lain yang bisa terbang, padahal ia sendiri tiada bersayap. Tapi alangkah hebatnya, bahwa tidak pernah ditemukan seekor cicak yang mati sebab kelaparan, bahkan ketika ia ingin makan, ia tinggal membuka mulutnya saja, lantas tidak lama kemudian ada saja nyamuk atau serangga lain yang 'tersesat' masuk dimulutnya. subhanallah.
Disuatu hari Nabi Musa diperintah oleh Allah untuk memukul sebongkah batu dengan tongkatnya, terbelahlah batu itu, lantas dari dalamnya keluar lagi batu yang kedua, kemudian ia belah lagi, keluarlah batu yang ketiga, lalu dibelah lagi, maka keluarlah seekor ulat yang dimulutnya ada sesuatu yang ia makan.
Masihkah kita ragu, yang padahal hewan-hewan saja yang tidak dijadikan sosok khalifah bumi, demikian dijamin rizqinya oleh ar-razzaq. Apa lagi kita yang merupakan sosok khalifah, pemimpin bumi. maka pastilah Allah menjamin rizqi kita.
Kadang manusia berfikir, bahwa apa yang ia peroleh, adalah apa yang ia usahakan, bahwa rizqi yang ia dapat adalah sebab ia bekerja. padahal manusia adalah makhluk yang lemah, dhoif, tiada memiliki kekuatan sama sekali.
Suatu hari, adalah seorang ayah yang merasa putus asa, ia merasa tidak kuat untuk menanggung beban keluarga. Sampai pada akhirnya ia berkeinginan untuk kabur, lari sejauh mungkin dari mereka. Ditengah perjalanan ia berjumpa dengan seseorang yang menawari ia pekerjaan, "Maukah anda memberi minum burungku sampai tidak haus lagi dengan upah dua dinar?". Iapun merasa senang. kemudian orang itu menunjukkan sebuah sumur dan memberinya sebuah ember lalu berkata: "Ambil air dari sini, dan beri minum burung ini sampai ia tidak merasa haus lagi". Sepanjang siang berkali-kali ia mengambil air dan burung tersebut terus saja meminumnya tapi ia tetap saja masih haus. Lelaki itu demikian resah dan galau, karena ia tidak akan mendapatkan dinar yang dijanjikan. Kemudian orang yang menawari pekerjaan berkata "Sungguh aku bukanlah manusia. Aku adalah malaikat yang diutus Allah untuk memperlihatkan kelemahanmu, bahwa kamu tidak kuasa untuk membuat seekor burung tidak lagi haus, maka bagaimana kamu mampu memberi rizqi kepada keluargamu! kembalilah! sebab Allahlah Sang pemberi rizqi kepada mereka, pasrahkan segala urusanmu juga urusan mereka kepada-Nya, tunggu rizqi dari sisi-Nya".
"Gerakkan tanganmu, maka Aku akan turunkan rizqi kepada-Mu

Sekelumit Tentang Kasih Sayang

Kasih sayang merupakan sebuah sifat yang sangat dicintai sekali oleh Allah SWT. Ia merupakan salah satu dari sekian akhlaq Allah azza wa jalla, sebagai hamba-Nya yang keren dan luar biasa kita mesti mencontoh akhlaq Allah yang satu ini, at takholluq bi akhlaqillah.berakhlak dengan memakai akhlaq Allah. Kita mesti mau untuk belajar berkasih sayang dimanapun dan kapan pun dan dengan siapapun, sebab kasih sayang dalam Islam tidak berbatas waktu, tempat dan siapa yang menjadi obyek kita berkasih sayang. Hayuuuk dah kita ngomong masalah yang satu ini.
Suatu saat ada seseorang yang saking takutnya ia sama Allah, ia berpesan kepada keluarganya agar jika ia mati jasadnya supaya dibakar saja, selepas ia mati pesan itu pun dijalankan oleh keluarganya. Akhirnya Allah pun memerintah tanah agar mengumpulkan jasad yang telah menjadi abu itu, seketika itu juga jasad itu kembali utuh dan berdiri lantas ditanya sama Allah, Apa yang membuat kamu melakukan hal ini? Dijawab sama orang tadi: “Takut pada-Mu” akhirnya iapun mendapatkan ampunan dari-Nya. Allah memang memiliki kasih sayang yang luar biasa, Kasih sayang Allah lebih luas ketimbang apapun, coba renungkan betapa hanya dengan rasa takut kepada-Nya tukang maksiat mendapatkan kasih sayang Allah yang amat besar berupa pengampunan dosa.
Dalam sebuah hadits dikatakan, irhamuu man fil ardli yarhamkum man fissama’, berkasih sayanglah kamu dengan yang ada di bumi maka yang ada di langit akan berkasih sayang padamu. Dalam hal ini Rasulullah menjadi teladan yang luar biasa, sampai suatu saat kala seekor kucing lewat dihadapan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, ia diminumi oleh Rasul dan setelah itu Rasulullah pun minum dari tempat minum yang sama. Nah loh?
Suatu hari ada seseorang bermimpi bertemu dengan Imam Sibly, lantas ia bertanya: Apa yang Allah lakukan pada-Mu? Di jawab: ”Aku dihadapkan disisi Allah, kemudian aku ditanya: ‘Wahai Aba bakr, kamu tahu sebab apa Aku mengampunkanmu? ‘Aku katakan: ‘sebab amal shalehku’, ‘bukan’, lantas aku bertanya: ‘lantas sebab apa?’ ‘Sebab seekor kucing yang kamu temukan disudut kota Baghdad, kucing yang dalam kondisi lemah sekali sebab kedinginan lalu kamu selimuti kucing itu, dengan sebab kasih sayangmu inilah Aku berkasih sayang padamu’”.
Betapa suatu saat seekor kucing mengitari sumur, ia hampir saja mati karena kehausan, tetiba ada seorang pezina dari Bani Isro’il melihatnya dan secepat kilat ia bereaksi dengan melepas sepatunya lantas kemudian meraih air dan memberi minum kucing tadi, akhirnya iapun mendapatkan semesta ampunan dari Sang Rahman.
Barangkali banyak lagi kisah lain yang serupa, kisah al Imam al Ghazali dengan seekor lalatnya, Sayyidina Umar dengan burungnya, dan yang lain sebagainya. Walhasil kisah kasih sayang yang menjadi sebab mereka mendapatkan keridloan Allah lantas dimasukkan Allah kedalam surga terindah-Nya.
Sifat berkasih sayang ini juga yang menurut al Imam Fudhail Ibn Iyadl menjadi salah satu faktor pendorong mendapatkan predikat wilayah dari Allah yang secara mendetail terdapat tiga faktor yakni: sakhawatunnafs (pemurah), salamatusshadr (hati yang salim), dan yang terakhir adalah arrahmah bil ummah( kasih sayang dengan umat). Ada sesosok yang mendapat predikat wali dari Allah hanya karena seringkali ia menata sandal tapi sebaliknya bahwa ada juga sesosok wali yang tercerabut kewilayahannya hanya gegara melihat seekor kecoa tergelepar tak berdaya dan ia diam saja tidak mau menolong seekor kecoa tadi. Juga seorang wanita yang dimasukkan Allah kedalam neraka gegara seekor kucing yang tidak ia pedulikan. Maka sekecil apapun bentuk kasih sayang kita kepada pihak lain, jika itu yang membuat Allah ridlo adalah lebih baik ketimbang kebaikan seperti apapun. Sebab Allah tiada melihat besar kecilnya amal melainkan bagaimana amal yang kita lakukan dipandang dengan keridloan oleh-Nya yang Maha Rahman yang Maha Rahim.
Astaghfirullaha min qoulin bilaa amalin laqod nasabtu bihi naslan lidzi uqumii.
Petang ke 4 Ramadlan Karim (semoga Rahmat Allah terus tercurah disekujur jasad dan hati kita)

Keelokan Sosok Wanita

Wanita itu memiliki kekhasan yang tidak dimiliiki oleh makhluk lain, ia adalah potret hiasan dunia, ia memiliki keindahan yang tiada tara, barangkali tak cukup hanya diungkap dengan sederet kata-kata, ia akan menemukan keindahan dan keanggunannya dikala ia mau menutup serapat mungkin seluruh kujur tubuhnya, sebab memang dengan itulah ia akan nampak anggun nan memesona, semakin tertutup ia akan nampak semakin indah, takkan pernah ditemui sedikit keelokan pun dikala ia memamerkan bentuk dan lekukan tubuh miliknya. Sebab jamalul mar’aty jamalul hismah laa jamalul kasyf yakni keelokan wanita adalah keelokan yang bisa ditemui dikala tertutup bukan dikala terbuka. Berbeda sekali dengan apa yang dialami oleh katakanlah ‘sapi’ sebab keelokannya memang akan ditemui dikala terbuka, bukan dikala tertutup, jika kiranya tiada percaya bisa saja di praktekkan sendiri, yakni memakaikan celana untuk seekor sapi, apa yang akan terjadi? Akan demikian jelek, bukan? :D

Maka berbahagialah muslimah yang selalu menjaga keanggunannya dengan tidak memamerkan barang sedikit saja aurat badannya. Berbahagialah dirimu duhai wanita yang tiada pernah peduli dengan komentar manusia tentang apa itu yang disebut dengan mode, tak apalah dikatakan gak modis yang terpenting adalah engkau indah di mata Allah. Tak apalah dikatakan sok alim, yang pasti bahwa engkau berusaha untuk terus konsisten dengan ajaran agama. Tak usah hiraukan mulut orang lain, yang pasti Allah akan sangat ridlo dengan apa yang kamu perbuat .Yakinkanlah dihati terdalammu bahwa Sang Kinasih shallallahu alaihi wasallam senang dan bangga melihat dirimu. Sebab apalah arti hidup kala tidak bisa menyenangkan hati Sang Rasul, apalah arti jika banyak orang senang sementara Allah tiada ridlo.

Hati adalah cerminan diri, namun wujudnya dipantul cahayakan oleh cara seseorang berpakaian. Maka hati akan sangat terpengaruh dengan bagaimana ia berpakaian. Hati akan sebening embun jika saja wanita mau membungkus sekujur auratnya, sebaliknya ia akan menjadi keruh andai saja ia tak memperhatikan bagaimana ia berpenampilan, bahkan aurat seringkali diumbar. Maka jagalah bening hati dengan menjaga sebisa mungkin cara berpakaian islami. Islami yang terlepas dari mode masa kini, sebab seringkali apa yang menjadi tren adalah apa yang telah terwarnai dengan hal yang sebenarnya tidaklah syar’i.

Terkait dengan hal satu ini, Guru Mulia kami, Abuya as-Sayyid Muhammad Alawy al Maliki seringkali menasehati: Jangan jadi hambanya rambut, jangan jadi hambanya pakaian. Memang sungguh nasehat yang sederhana tapi mengandung arti yang luar biasa, sebab seringkali yang kita temui, yang kita rasakan bersama, apalagi yang berseliweran di benda kotak yang katanya itu televisi bahwa, Manusia zaman ini telah mau dengan legawa diperbudak oleh rambut dan pakaian, disana sini, mesti diwarnai dengan style mode rambut yang gonta-ganti muter entah, tiada bertepi. Juga setiap saat, zaman menuntut perubahan fashion, yang entah juga tiada jelas akan kemana ujungnya. Dan –jujur saja- hal ini seringkali dialami oleh manusia terlebih mereka yang katanya bernama wanita. Maka kembali ke rerambu syari’at adalah cara yang tepat dan hebat.

Barang kali itu sedikit apa yang akhir-akhir ini aku lihat rasakan, tentang dunia yang kini semakin tiada karuan, tentang cerita aku kamu mereka yang berasa galau dan membosankan. Akhirnya aku titipkan salam, kepada ia sang waktu dan zaman, agar mengajariku bagaimana melewatkan kehidupan, dibentang pendek dunia fana yang entah sampai kapan. Astaghfirullaha min qoulin bilaa amalin laqod nasabtu bihi naslan li dzii uqumii...

Pelataran malam terindah Ramadlan, 5 1435 ( Semoga bunga-bunga doa takkan lekang untuk dihampar agar semerbak wangi rahmat-Mu bisa sedikit saja terhirup oleh hidung bernodaku)

Zaman Gila dan Prediksi Sang Kinasih

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:” Perintahkanlah kebaikan dan cegahlah kemunkaran sampai dikala kamu melihat orang kikir dipatuhi, nafsu diamini, dunia dimulyakan, dan kekaguman pemikir dengan pendapatnya, maka kamu harus dengan dirimu sendiri, tidak usah pedulikan orang kebanyakan. Sungguh di belakang kalian ada hari-hari kesabaran. Sabar dihari itu layaknya memegang bara api. Bagi orang yang mau beramal disediakan pahala senilai pahala lima puluh orang yang beramal sepertinya” (HR. Ibnu Majah, Tirmidzi, Abu Daud).
Semenjak 14 abad yang lalu, Sang Kinasih Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah menyatakan satu prediksi tentang suatu zaman yang disana akan banyak sekali terjadi kebobrokan moral. Manusia sudah banyak yang kehilangan kesadarannya untuk melewatkan hidup yang sangat singkat ini dengan mengenakan baju ketaqwaan kepada Sang Maha, Allah azza wa jalla. Memegang teguh ajaran agama seperti memegang bara api yang panas tak terperi. Dan dimaklumi sekali bahwa prediksi Sang Kinasih tiada akan meleset sedikit saja. Maka pantas saja jika hal itu kini kita rasakan hadir dan semakin menjadi membuat kebobrokan moral dan agama semakin menggurita. Inilah zaman gila.
Azzamanu ka ahlihi wa ahluhu kama taro, zaman itu serupa orangnya dan orangnya seperti yang kamu lihat. Sebuah kalam hikmah yang luar biasa, bahwa zaman itu akan sesuai dengan orang yang hidup di zaman tadi. Ya, kita lihat dan kita rasakan bersama bahwa memang manusia kini sudah mengalami kemunduran moral yang sungguh sangat ekstrim, manusia sudah tidak lagi mengindahkan tata aturan hidup yang telah dibikinkan oleh Allah. Kebobrokan moral kiranya sudah tidak lagi sebagai wacana belaka, tapi ia sudah sampai ke tingkat sangat parah mengakar kuat di kehidupan umat manusia. Kita lihat dan saksikan dimana-mana media massa entah cetak maupun elektronik selalu saja memuat pemberitaan dan kasus-kasus amoral yang terjadi di masyarakat. Hingga mungkin diantara kita sudah merasa sangat jenuh dengan pemberitaan semacam tadi. Bahkan mungkin saja diantara kita ada pihak yang menganggap bahwa hal itu adalah hal yang biasa, tidak perlu lagi untuk dipermasalahkan, serta tidak lagi di sebut aib yang memalukan.
Kasus-kasus seperti miras, narkoba, tawuran, pornoaksi dan pornografi menjadi kasus yang sangat jamak terjadi ditengah masyarakat. Ini adalah bukti bahwa “nafsu diamini” yang merupakan prediksi Rasulullah tidak hanya terjadi bahkan semakin menjadi idaman dalam masyarakat, khususnya oleh kawula muda. Mereka umumnya berada dalam kubangan nafsu yang liar tanpa bisa dikendalikan sebab mereka telah asing dengan agamanya. Bahkan agama itu sendiri yang di anggap asing oleh mereka, karena saking biasa dan akrabnya kasus demikian menemani dan menyapa kehidupan mereka. Padahal kita tahu bahwa pemuda adalah bagian dari masyarakat yang memiliki kekuatan yang besar dan potensial. Mereka akan sangat bisa dan potensial kala kita arahkan dalam visi kebaikan tapi juga akan sangat ahli jika di produksi menjadi agen perusak umat.
Penyebab dari sekian kasus yang menimpa masyarakat terkhusus kawula muda itu tiada lain adalah salahnya parameter berfikir masyarakat. Mereka menganggap bahwa keilmuan modern keduniaan adalah hal yang sangat penting untuk diikhtiarkan, dan keilmuan agama tidaklah menjadi satu hal yang penting sebagai bekal kehidupan. Pendidikan modern keduniaan mendapatkan tempat yang luas dihati masyarakat sementara pendidikan moral keagamaan menjadi sepi peminat. Kita lihat dimana-mana orang tua akan sangat marah bila anaknya tidak mau berangkat sekolah namun akan biasa-biasa saja kala anaknya tidak mau berangkat ke majlis pembinaan ataupun madrasah. Kita lihat-dimana-mana pesantren-pesantren mengalami penurunan kuantitas santri dan di sisi lain di sekolah-sekolah para siswa membludak tanpa henti. Akhirnya terjadilah ketimpangan keilmuan yang luar biasa. Banyak kawula muda yang hanya pintar dalam ilmu modern keduniaan tapi sangat kering dan kosong dalam keimanan dan ketaqwaan. Maka bukanlah suatu hal yang aneh jika imbas itu semua mengemuka ditengah-tengah k

Sesuatu Itu Sungguh Menggiurkan!

Memang indah dan menyenangkan, kala kita melakukan satu kebaikan, orang-orang mengetahui apa yang telah kita lakukan. Memang berasa membanggakan, kala kita berhasil meraih sebuah impian lalu khalayak ramai membuatnya sebagai bahan pembicaraan.Bagaimana tidak senang macam manusia sepertiku dikala melakukan sesuatu mendapatkan pujian dari sini dan situ. Bagaimana tidak terpukau dikala apa yang dielu-elukan akhirnya terwujudkan lantas menjadikan kita makhluk terkenal. Kenapa pula tidak senang dikala selepas haji orang-orang disana sini memanggil kita dengan embel-embel haji.
Yah, demikianlah karakteristik manusia kebanyakan tidak terkecuali aku, yang seringkali beramal hanya agar didengar hanya agar dilihat oleh banyak orang, yang seringkali memberi agar mendapat predikat sosial yang tinggi, yang zakat dibagi-bagikan agar orang tahu bahwa kita orang kaya orang berada, yang seringkali menolong tiada lain hanya ingin disanjung, yang seringkali berhaji supaya dipanggil pak haji dan bu haji. Menyembelih kurban hanya karena gengsi, karena malu dikatakan tidak kuat berkurban. Melakukan kebaikan demi mengejar popularitas dan strata yang tinggi di masyarakat. Siapa yang tiada terhindar dari godaan semacam ini, siapa yang tidak tergiur dengan godaan yang demikian besar, godaan yang menuntut kita kembali merefleksi diri, kembali berkontemplasi, kembali memahami apa sebenarnya hakikat kehidupan.
Idfin nafsak fi ardlil khumul, pendam dirimu di bumi khumul, bumi yang tiada orang tahu, bumi yang sepi senyap dari reragam spirit keduniaan, bumi yang hanya antara kita dan Allah, tiada unsur manusia didalamnya. Terserah apa kata manusia, yang terpenting Allah SWt memandang kita dengan pandangan rahmat, dengan pandangan ridlo. Barangkali kita rendah dimata manusia tapi kita indah dan mulia disisi Allah. Mungkin saja harkat martabat kita tiada hebat tapi menurut Allah kita adalah manusia-manusia hebat. Cukuplah kiranya Allah sebagai tujuan, cukuplah kiranya Allah sebagai peletup kita dalam beribadah, cukuplah hanya pada Allah sebab alasan dan motivasi kita dalam melakukan segala amal. Tapi sepertinya semuanya tidak akan sesederhana yang kita kira, menata hati bukan perkara satu dua hari...
Sebab melakukan amal agar dilihat (riya’) atau agar didengar (sum’ah) memang menggiurkan, tapi kita mesti sadar kembali bahwa nyatanya hal itu akan membuat apa yang telah kita banyak korbankan untuk mewujudkan amal itu menjadi sia-sia belaka. Harta, waktu, tenaga, jiwa dan raga yang telah kita peras keluarkan akan menjadi tanpa guna. Dihadapan Allah orang seperti ini tiada akan mendapatkan apa-apa, bahkan Allah akan menjadikannya sebagai tontonan orang-orang kelak dipadang mahsyar, ia akan dipermalukan oleh Allah dihadapan seluruh manusia. Betapa kita akan merasa sangat malu sekali menjadi olok-olok orang sepadang mahsyar sebab mereka tahu bahwa kita pelaku riya dan sum’ah.
Duhai betapa mencengangkan, sampai Abu Hurairah RA tiada kuat untuk menceritakan hadits tentang hal satu ini, ia bahkan berkali-kali harus pingsan, sebab ia tak kuat, tak kuat untuk menceritakan hadits tentang hal ini, satu hadits tentang riya’ dan sum’ah. Betapa memang penyakit ini demikian halus, demikian mengerikan. Kadzabta! Bohong kamu, kamu hanya mengejar popularitas, ingin dikatakan dermawan dengan sedekahmu, ingin dipanggil qori’ dengan bacaan qur’anmu, ingin dianggap pemberani dengan maju perangmu, kamu bohong!
Padahal neraka jahannam sendiri setiap hari selama seratus kali berlindung kepada Allah dari Jub al huzn, dari sebuah lembah di jahannam yang diperuntukkan bagi mereka qori’ yang riya’ dengan apa yang mereka lakukan.
Maka kita harus terus belajar dan belajar, untuk terus tahrir an niyyah memperbaiki niat, tiada untuk hal apapun, tanpa dimotivasi oleh keinginan apapun kecuali hanya ridlo dari Sang Maha Merajai segenap kerajaan, Allah azza wajalla. Ampunkan seluruh dosa-dosaku, duhai Allahku, mudahkan aku untuk melakukan amal hanya karena-Mu lillah, bukan ma’allah. Astaghfirullaha min qoulin bilaa amalin laqod nasabtu bihi naslan lidzi uqumi.
Ditengah panas dan terik cahaya siang Sabtu penuh berkah, 7 Ramadlan 1435.

Semuamu adalah Ibadah

Hari-hari kedepan dibulan ini kata para kyai merupakan hari-hari yang luar biasa dan istimewa untuk warga muslim, sebab Allah membuka kesempatan seluas-luasnya bagi para pendosa semacamku untuk bertaubat dan mengais serta rahmat yang dicurahkan juga bagaimana seseorang bisa dibebaslepaskan dari jeruji neraka yang hadeeeh sangat mengerikan itu. Kata Nabi, sangat jauh dari rahmat Allah SWT orang yang keluar dari bulan ini tanpa mendapatkan ampun dari Allah al Ghoffar, soalnya Dia kan sudah banting harga dan kesempatan untuk manusia seperti aku untuk mengais rahmat dan ampun-Nya kalau saja sampai engga dapet berarti dia termasuk tipe orang yang gak banget yakni melewatkan bulan ini dengan hal-hal yang tidak disukai sama Allah. Maka hayuuk kita lewatkan Ramadlan yang indah ini dengan segala aktivitas positif yang bernilai ibadah....
Nah yang perlu dipahami bersama bahwa ibadah itu tidak hanya bersifat online saja sama Allah tapi banyak lagi ibadah lain yang berupa aktivitas keseharian yang berbobot pahala gede dari Allah, apa sih rahasianya? Engga lain dan engga bukan yah dengan menata kembali segenap niat kita dalam melaksanakan dan melancarkan aktivitas kita sehari-hari. Yah niat memiliki posisi yang amat krusial dan urgen untuk menjadikan semuanya ternilai ibadah dihadapan Sang Maha, Maka hayuuk kita tata kembali niat kita dalam menjalankan seluruh aktivitas kita, kala kita bekerja kita niatkan hal itu untuk memproteksi diri dari meminta-minta yang itu terlarang, menghidupi diri dan keluarga bukan hanya untuk menumpuk kekayaan dan pundi-pundi rupiah belaka, kala kita belajar kita niatkan yang baik untuk mencerdaskan diri agar tidak gampang terjerumus kedalam hal yang dilarang agama, meraih ridlo Allah sebab Allah sangat senang dengan orang pembelajar, kala kita tidur kita niatkan untuk mengumpulkan tenaga untuk melakukan aktivitas yang lebih optimal, makan minum supaya kuat menjalankan ibadah, bahkan ketika pengin kikuk-kikuk :D kita niatkan agar dapat keturunan dan terhindar dari perbuatan terlarang, nikah juga kayak gitu, mandi gosok gigi pakai minyak wangi, nyisir rambut, bersih-bersih rumah, mobil, sepeda motor, nyuci baju, nyetrika baju, sampai ngetik. Aktivitas masak, olah raga, jalan-jalan, de el el dah kalau itu semua kita niatkan baik akan menghasilkan poin ibadah dan kebaikan disisi Allah azza wa jalla. Dan usahakan nih, kalau kita bisa banyakin niat dalam menjalankannya itu akan lebih baik lagi, contoh: kala kita duduk dimasjid, kita niatkan: i’tikaf, menunggu waktu shalat, uzlah atau menyendiri bersama Allah, baca alqur’an menjaga lisan, mata, dan kuping dari hal yang tidak berfaedah juga meramaikan masjid dengan dzikir. Maka akan sangat wow banget hasil ibadah yang kita lakuin.
Ada seseorang yang pada hari qiyamat dikasih buku catatan, lantas ia mengambilnya dengan pakai tangan kanan, ia mendapati di buku catatan amalnya itu haji, jihad, sedekah de el el padahal ia sama sekali tiada pernah melakukannya, lantas ia ngomong:” Loh ini bukan bukuku soalnya aku engga pernah ngelakuin barang sedikit saja semua itu”, kemudian Allah azza wa jalla berfirman:” Ini kitab kamu, sebab kamu hidup dikasih umur panjang dan kamu bilang: “andai saja aku punya uang aku akan haji, andai saja aku punya harta aku mau sedekah”, dan Aku tahu hal itu dari kejujuran niatmu maka aku kasih pahala untuk semua itu”.
Di sebuah hadits, “ niat seorang mukmin lebih baik ketimbang amalnya dan niat seorang fajir lebih jelek dari amalnya, di hadits lain disebutkan: Allah azza wa jalla sungguh memberi hamba pahala atas niatnya yang tidak diberikan atas amalnya, karena niat itu murni tiada bercampur dengan riya alias ingin dilihat sama orang, sementara amal itu seringkali bercampur dengan riya.
Hey, niat itu adalah aktivitas hati loh yaa, bukan aktivitas lisan, ia tempatnya di hati, jadi semua-mua aktivitas harus kudu didasarkan dan berangkat dari kerentek yang oke. Bukan cuma sekedar melakukan tanpa ada sisipan gerak hati untuk niat yang keren dan thok ceer, maka kalu ngerjain apapun, usahakan semua elemen dalam dirimu bekerja, yakni hati dengan niatnya otak dengan fokusnya, badan dengan aksinya dan lisan dengan selalu basah dengan dzikir kepadanya. Itu baru hal yang luar biasa.
Akhirnya nyuwun ngapunten sedanten lepat, Semoga kita bisa memetik bunga Rahmat-Nya dibentang sepuluh hari pertama Ramadlan ini melalui aktivitas ibadah total karena-Nya bukan karena riya dan sum’ah, amin
Wallahu yatawalla aljami’ biriayatih,
Di Sudut kota kaliwungu yang membahana

Kamis, 09 Oktober 2014

Mutiara Indah Tiada Tara

Perempuan adalah sesosok makhluk luar biasa yang dicipta oleh-Nya,ia memiliki sisi luar biasa dibanding lelaki. jika tidak, tidak mungkin Allah menyebutnya berkali-kali di surat-surat dalam alQur’an, surat an-nisa, at-tholaq dan al-mujadalah adalah sederet surat dalam alQur’an yang menerangkan hal terkait dengan perempuan. Sementara itu tiada satu surat pun dalam alQur’an yang menerangkan hal terkait lelaki secara khusus meski itu berupa surat yang pendek.Maka ia adalah makhluk yang istimewa yang semestinya diperlakukan dengan istimewa oleh dirinya sendiri pun oleh orang lain.
Tapi kini seringkali yang terlihat adalah sesosok perempuan yang tidak bisa memperlakukan dengan istimewa diri mereka sendiri. Ini terlihat dengan semakin banyaknya mereka yang dengan rela hati dan merasa bangga kala dijadikan mainan para lelaki yang sebenarnya memang tiada bertujuan lain kecuali sekedar bermain dan memuaskan nafsunya di hadapan para perempuan. Dan yang aneh adalah hal itu tersambut dengan baik sekali oleh mereka para perempuan itu seandiri bahkan, hanya dengan iming-iming es cendol :D sekalipun banyak sekali perempuan kini yang mau diajak keluar bersama lelaki yang kurang ajar. Hal ini mungkin karena klaim “ndeso”yang seringkali dilancarkan kepada pihak perempuan yang tiada memiliki lelaki yang katanya adalah pacarnya itu. Atau lebih parah dari itu seringkali perempuan mendapatkan klaim “tidak laku” kala tiada lelaki yang berada disisinya. Atau sekedar ikut-ikutan agar tidak dikatakan katrok dan kuno.
Ia seringkali tidak sadar bahkan menikmati perlakuan keji yang dilancarkan para lelaki,seharusnya ia sadar dan mengerti bahwa mereka memiliki kebaikan yang mesti akan ada orang yang ingin merusaknya dan pula nikmat yang seringkali orang lain iri dengannya. Seharusnya ia tahu bahwa ada orang yang ingin menghancurkan kehormatannya sehingga kesuciannya terbuang sia-sia. Bahwa ada juga orang dibalik pertemanan dengannya akan menghancurkan dirinya. Dengan bermodalkan perangkap berwujud rayu murahan, banyak wanita terjatuh didalamnya. Lelaki macam itu adalah serigala berbulu domba, berusaha mencari mangsanya yang tersesat untuk kemudian mereka terkam tanpa belas kasihan. Setelah puas lalu ditinggalkan begitu saja. Tiada mungkin seorang lelaki yang suci dan terhormat mengganggunya, sebab jika ia menginginkannya untuk dijadikan sesosok calon istri, tentunya ia kan datang kerumah untuk bertemu dengan kedua orang tuanya dan memohon kepada ayahnya untuk menjadikannya sebagai istri. Namun yang diinginkannya bukanlah hal itu, akan tetapi dia lebih senang menjadikan perempuan sebagai mainan dan setelah nafsunya terpuaskan ia akan mencampakkannya dan membuang jauh-jauh wujudnya.
Perempuan semestinya sadar bahwa ia adalah sebuah mutiara indah tiada tara yang sangat mahal harganya, ia bercahaya dalam keelokan, Maka janganlah sampai ia digenggam oleh tangan anak yang suka bermain, sebab bisa jadi ia akan menganggapnya seperti batu biasa, memecahnya, menyia-nyiakannya sehingga menjadi sesuatu yang tidak berharga. Berusahalah agar ia akan berada di genggaman ahlinya, akan banyak orang yang menanyakan harganya, menghormatinya, meninggikan derajatnya hingga akhirnya dia menjadi mulia dan menjadi sesuatu yang pantas dibanggakan.
Akhir coretan, yakinkan dirimu bahwa kamulah sosok mutiara indah yang penuh dengan kebaikan. Jagalah ia,muliakanlah, dan perindahlah selalu dengan terus belajar dan taat kepada Sang Maha Allah Azza Wa jalla.
Sudut Beranda Ramadlan kedua 1435.