Jumat, 14 Oktober 2016

Si Udin Episode 1

Al Kisah, ada seorang anak muda kampung yang bernama Udin. Dia adalah seorang mantan preman yang insyaf dan amat semangat dalam mempelajari Islam dan seluk beluknya. Suatu hari selepas shalat, Udin bertemu dengan guru spiritualnya.

Udin: Ust. Aku mau tanya satu hal boleh?

Ust: Mangga, din. Seseorang kalo pengin berkembang memang harus banyak tanya, din.

Udin: Gini nih tadz, Ane bingung. Kok ane kalo ketemu Ust..... itu rasanya di hati kok beda ya?

Ust: Beda gimana, din. Maksudmu?

Udin: Ya gitu tadz. Ane kalo ketemu Ust. Fulan, hati yang aslinya tenang tentram jadi malah ga karuan. Padahal Ust itu kan terkenal jago dalam baca kitab? Di sisi lain, kalo ane ketemu antum, ganjalan-ganjalan di hati ini rasanya kok langsung plong gitu aja. Padahal kata orang-orang antum ini ya biasa-biasa aja gitu.

Ust: Kok kamu malah ngajak nggunjing orang sih, din? Kalo kamu mau tanya permasalahan. Adabnya ndak usah sebut nama. Digambarkan aja permasalahannya.

Udin: Afwan deh tadz. Maklum masih muda kadang jadi lepas kontrol. Jadi gimana itu tadz jawabannya? Kok orang yang terkenal pintar baca kitab, tapi orangnya malah bikin hati was-was, ndak tentram gitu, tadz.

Ust: Sampean harus tau din. Bahwa ilmu agama, apalagi tasawuf itu bukan cuma tentang kepintaran seseorang dalam membaca kitab-kitab klasik, akan tetapi semua itu berkait erat dengan lelaku hidup, hati yang kosong dari hasrat duniawi, mengenyahkan hati dari melihat diri, mengosongkan jiwa dari sifat-sifat rumongso terhadap pencapaian yang dicapai, dan menghindarkan diri dari sikap fanatisme golongan. Sekali lagi ilmu ini adalah ilmu lakon, din. Jadi antum jangan heran, din. Jika suatu saat antum ketemu lagi sama orang yang model begini. Ilmu hanya dibuat ajang perdebatan. Adu kelihaian dalam membaca kitab. Namun tidak antum temukan dalam ranah lakonnya. Jadi ya, orang yang semacam ini ga aneh kalo rasanya hambar. Atau justru bikin hati was-was dan ga karuan. Sebab ilmu ini pusatnya hati. Bahasa lisan tidak akan banyak berpengaruh dengan apa yang di ucapkan hati, din. Bisa dipahamkan din?

Udin: Iya tadz. Berarti ketentraman itu adalah sikap jiwa yang dipengaruhi sangat oleh hati ya tadz. Terus kalo orang yang hatinya jelek meskipun lisannya berusaha menutupi kejelekkan hatinya, tetep saja akan tercium aroma baunya ya, tadz?

Ust: Persis, din. Ya menata hati bukan perkara yang gampang, din. Kudu terus dilatih. Biar terbiasa.

Udin: Ok deh, Ust. Makasih ya.

Ust: Iya sama-sama. Eh iya satu hal, Din. Biar jadi ilmu buat antum.

Udin: Apaan tuh tadz:

Ust: Biasain bilang Jazakumulloh khoir, din. Buat ganti ungkapan Makasih. Kata Nabi itu ungkapan terimakasih terbaik.

Udin: Oh gitu ya tadz. Apa tadi tadz. Eee... Ja.. Jazakumulloh ya tadz?

Ust: Iya, waiyyakum.

Udin: Oh iya waiyyakum.

Ust: Otu jawabannya din. Ga perlu di tirukan.

Udin: Oh iya ya ya tadz. Ok.

Selasa, 04 Oktober 2016

Betapa Indahnya Surga

Seorang sahabat Nabi, Abu Hurairah pernah bilang: “Ya Rasulullah, Dikala kami bersama engkau, tiada yang kami rasakan kecuali hati kami merasa lembut, zuhud dengan dunia, dan kami merasa sebagai ahli akhirat. Lalu ketika kami keluar meninggalkan engkau lantas kami bergaul dengan istri kami, menciumi anak-anak kami, kami ingkar dengan diri kami sendiri."

Lantas Rasulullah menjawab: ”Jika kalian dikala keluar meninggalkanku kondisi kalian seperti ketika bersamaku, maka malaikat akan menziarahi rumahmu. Jika kalian tiada berbuat dosa, Allah ta'ala akan mendatangkan makhluk baru agar mereka melakukan dosa lalu Allah mengampuninya.”

Abu Hurairah bertanya lagi: “Ya Rasulallah, dari apa makhluk diciptakan?”

“Dari air”, jawab Nabi

“Kalau surga itu dibangun dari apa?”

“Batu bata dari perak, batu bata dari emas, semennya dari misik terwangi, kerikilnya dari mutiara dan yaqut, debunya dari za'faron, sesiapa yang memasuki akan merasakan kenikmatan tiada diazab, terus hidup tiada mati, pakaiannya tiada kusam, masa muda tiada pernah sirna.”

Lantas Rasulullah melanjutkan, “Tiga orang yang tiada ditolak doanya: Imam yang adil, seorang yang berpuasa dikala berbuka, dan doa orang yang teraniaya terangkat menembus langit, baginya dibuka pintu-pintu langit. Allah berfirman: Demi kemulyaanku, Aku sungguh akan benar-benar menolongmu meskipun nanti. (Tirmidzi: 2526)

Dalam hadits di atas, Rasulullah mengilustrasikan keindahan kondisi surga. Sebuah ilustrasi yang tentunya hanya bisa dibayangkan dengan amat terbatas. Sebab keindahan itu adalah keindahan yang kedua mata tak pernah melihat dan menyaksikan, telinga belum pernah mendengar, dan tak pernah sama sekali terbersit di hati.

Dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa, di Surga ada sebuah Pohon, menurut Ibnul Jauzi pohon yang dimaksud adalah pohon Thuba (طوبى). Sebuah pohon yang besar dan tinggi menjulang. Seorang pengendara kuda yang lihai dan dengan kecepatan maksimal ketika berjalan di naungannya meski menghabiskan waktu selama 100 tahun, ia tiada akan berhasil menempuhnya. (Lihat Tirmidzi: 2524)

Menurut Nabi itulah yang di maksud dengan “wazhillin mamdud” naungan yang terbentang, dalam surat Al Waqiah.

وَأَصْحَابُ الْيَمِينِ مَا أَصْحَابُ الْيَمِين ٢٧
27. dan golongan kanan, Alangkah bahagianya golongan kanan itu.

فِي سِدْرٍ مَخْضُودٍ ٢٨
28. berada di antara pohon bidara yang tak berduri,

وَطَلْحٍ مَنْضُودٍ ٢٩
29. dan pohon pisang yang bersusun-susun buahnya,

وَظِلٍّ مَمْدُودٍ ٣٠
30. dan naungan yang terbentang luas,

وَفَاكِهَةٍ كَثِيرَةٍ ٣٢
32. dan buah-buahan yang banyak,

لا مَقْطُوعَةٍ وَلا مَمْنُوعَةٍ ٣٣
33. yang tidak berhenti berbuah dan tidak terlarang mengambilnya.

وَفُرُشٍ مَرْفُوعَةٍ ٣٤
34. dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk.

إِنَّا أَنْشَأْنَاهُنَّ إِنْشَاءً ٣٥
35. Sesungguhnya Kami menciptakan mereka Bidadari-bidadari dengan langsung (tanpa melalui kelahiran dan langsung menjadi gadis).

فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا ٣٦
36. dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan.

عُرُبًا أَتْرَابًا ٣٧
37. penuh cinta lagi sebaya umurnya.

لأصْحَابِ الْيَمِينِ ٣٨
38. kami ciptakan mereka untuk golongan kanan,

Secara prinsip bahwa masing-masing penghuni Surga mendapatkan luas wilayah tidak kurang dari luas kabupaten. Sebab lebar surga layaknya langit dan bumi.

Sementara di lain kesempatan para penghuni Surga bisa juga berekreasi. Di pohon besar itulah mereka akan berekreasi. Disana disediakan hiburan yang demikian menggiurkan. Jika ada yang ingin mendengarkan alunan musik. Allah ta'ala akan mengirimkan angin untuk menyenandungkan nada-nada indah hasil paduan suara dengan pohon-pohon disana. Pohon-pohon yang batang-batangnya terbuat dari emas murni.

Kenikmatan-kenikmatan yang menggiurkan itu, tentu saja seperti yang disabdakan Nabi, dalam meraihnya ketika didunia, semua itu dipenuhi dengan hal-hal yang tidak menyenangkan. Huffat bil makarih. Dikelilingi dengan sekian hal yang tidak menyenangkan.

Semoga Allah memberi kekuatan kita untuk terus berusaha meraih surga dengan terus menjalankan ketaatan meski banyak hal yang tak menyenangkan hadir mengusik kehidupan kita. Amin.

Wallahu ta'ala a'lam

Minggu, 02 Oktober 2016

Al Ayman Fal Ayman

Dikala kita sedang bersama hendak menikmati minuman, ada sebuah hal yang diajarkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Sebuah cara yang akan menciptakan kebersamaan yang demikian indah, bahkan sampai pada tingkat “ngalap barokah”.

Caranya yakni dengan memutarkan minuman itu kepada orang ke arah kanan. Meskipun ada orang yang lebih tua di sisi kirinya. Hal ini juga amat berkaitan dengan kesunnahan mendahulukan segala hal yang baik dengan memakai anggota bagian kanan (tayamun).

ﻋﻦ ﺃﻧﺲ ﺑﻦ ﻣﺎﻟﻚ، ﺃﻥ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﺗﻲ ﺑﻠﺒﻦ ﻗﺪ ﺷﻴﺐ ﺑﻤﺎء، ﻭﻋﻦ ﻳﻤﻴﻨﻪ ﺃﻋﺮاﺑﻲ، ﻭﻋﻦ ﻳﺴﺎﺭﻩ ﺃﺑﻮ ﺑﻜﺮ، ﻓﺸﺮﺏ ﺛﻢ ﺃﻋﻄﻰ اﻷﻋﺮاﺑﻲ، ﻭﻗﺎﻝ: «اﻷﻳﻤﻦ ﻓﺎﻷﻳﻤﻦ»

Dari Anas bin Malik, bahwa sungguh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam diberi susu yang telah dicampur dengan air. Di sisi kanan beliau ada seorang A'roby, sementara di sisi kiri beliau adalah Abu Bakar. Beliaupun meminumnya lantas memberikannya kepada A'roby, dan bersabda: “Sisi kanan (lebih berhak) lalu sisi kanannya lagi.” 124 - (2029)

Di hadits yang lain disebutkan bahwa: Sayyidina Anas pernah bercerita: Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tiba di Madinah, saat itu usiaku 10 tahun, dan Nabi meninggal dunia saat aku berusia 20 tahun. Bahwa ibu-ibuku mendorong aku untuk berkhidmah kepada Rasulullah. Maka suatu saat Rasulullah berkunjung ke rumahku. Maka aku memerahkan susu kambing untuk beliau. Lantas dicampurlah susu itu dengan air sumur di rumah. Rasulullah pun lalu meminumnya. Sayyidina Umar berkata kepada beliau sementara Abu Bakar berada di sisi kiri beliau: “Rasulullah, berilah Abu Bakar”. Maka Beliau justru memberikannya kepada seorang A'roby yang berada di sisi kanan beliau. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lalu bersabda: “Sisi kanan (lebih berhak) lalu sisi kanannya lagi.” 125 - (2029)

Ada hadits yang lain yang sampai menyebutkan bahwa: Suatu saat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam diberi minuman, lantas beliau meminumnya, di sisi kanan Nabi ada seorang anak kecil, dan disisi kiri ada orang-orang tua. Maka beliau bersabda kepada anak kecil itu: “Apakah kau kasih izin supaya aku memberi mereka?”. Anak kecil itu menjawab: “Tidak demi Allah, aku takkan mendahulukan orang lain dengan jatahku yang dari engkau.” Maka Rasulullah pun menurunkan minuman itu pada tangan anak kecil tadi. 127 - (2030)

Memang demikian adanya bahwa Rasulullah mendahulukan A'roby daripada Abu Bakar sebab beliau hendak berusaha menghargai dan “ngewongno” A'roby. Juga mengharuskan Rasulullah meminta izin terlebih dahulu kepada anak kecil barangkali ia mau mendahulukan orang-orang tua meski ternyata ia tidak mau. Tentu saja, pada prinsipnya sebetulnya mendahulukan orang lain dalam urusan selain ibadah adalah hal yang lebih utama.

Kadang ada saja seseorang yang menganggap jijik dengan hal semacam ini. Padahal ada hadits yang menyebutkan bahwa sisa seorang mukmin adalah obat. Su'rul Mukmin syifa'. Meski hadits ini dloif akan tetapi seharusnya bisa dijadikan sebuah motivasi dalam hal ini. Jangan meniru seseorang yang justru bangga ketika ia suatu saat memesan sekian ragam makanan lantas ia tidak menghabiskannya.

Terlebih bahwa makan dan minum bersama mempunyai efek dan fungsi yang luar biasa bagi tumbuhnya kebersamaan, pertautan hati yang kuat, dan cinta.

“Al-Muthoamah tuqi'u al Ulfah wal Mahabbah fil Qulub”. Saling memberi makanan menyebabkan pertautan hati dan kecintaan di hati.

Demikianlah salah satu bentuk kesunahan ringan yang seharusnya terus kita lestarikan. Jangan menganggap tidak penting apalagi sampai meremehkan. Sebab Syetan juga amat hobi menghembuskan godaannya kepada seseorang agar ia suka meremehkan sebuah hal yang kecil.

Wallahu ta'ala a'lam