Tak lama lagi, musim haji akan tiba. Banyak dari para calon haji yang sudah mengambil persiapan-persiapan demi supaya haji yang mereka akan tunaikan berjalan dengan mudah dan lancar. Mulai dari persiapan fisik, bekal ilmu manasik, meminta restu sanak kerabat juga kenalan dengan barangkali menggelar selamatan, mungkin sudah banyak mereka lakukan. Atau bagi mereka yang mendapat pemberangkatan awal kini mungkin telah merasakan ekstase kota suci itu.
Haji memang satu ibadah yang termasuk dari rukun Islam. Ia wajib dilakukan bagi mereka yang berkecukupan dan pula berkemampuan. Mampu dari sisi fisik, materi maupun mental.
Haji adalah satu ibadah fisik yang memang menjanjikan banyak pahala dan kebaikan. menggerus segenap dosa dan kesalahan hingga lenyap tak bersisa layaknya bayi yang baru saja dilahirkan. Satu ibadah yang dinilai jihad bagi para wanita, orang tua yang menjalankan. Seorang haji juga disebut sebagai wafdullah, yakni tebusan Allah yang dikala meminta ia akan diberi, dikala berdoa doanya akan dikabulkan, ketika berinfaq, infaqnya akan diganti oleh Allah dengan lipat tujuh ratus kali yang sama nilainya dengan sabilillah, atau bahkan untuk tiap dirham akan diganti empat juta kali lipat. Ia akan mampu menolong dengan syafaat empat ratus keluarganya. Orang yang meminta kepada haji agar Allah mengampuni ia diampuni. Ya, haji adalah satu ibadah yang memiliki kemulyaan luar biasa.
Di satu sisi yang lain, haji juga media yang sangat ampuh bagi manusia yang ingin menjadi sosok low profil. Sosok yang selalu dalam kesederhanaan dan tidak melihat siapa aku. Seorang pemimpin negara yang yang biasa dikawal kemana-mana harus rela antri dimana-mana. Dengan balutan dua kain ihrom tanpa boleh memakai celana mereka melela, yang padahal dihari-harinya yang lain pakaian serba mahal dan necis selalu membalut tubuhnya, hingga sampai harus merelakan mahkota rambut untuk dicukur habis, mereka yang sebelumnya tampan berubah seketika menjadi sedikit menakutkan. Apalagi jika saja mereka foto dengan membuka lebar-lebar mulutnya. Di masjidil harom di tengah lautan manusia mesti dengan legawa mengitari kotak hitam bolak balik tujuh kali. Berlari kecil ditengah himpitan manusia antara dua bukit safa marwa. Ke Arafah yang hanya berupa bentang pandang pasir, tak ada tontonan atau hiburan entah apa. Melempari jamarat yang katanya melempar setan yang padahal tiada sama sekali terlihat batang hidungnya. Maka semua adalah ujian ketundukan terhadap apa yang diperintahkan oleh Allah, semua adalah tentang bagaimana mengenolkan diri dari merasa menjadi apa dan siapa.
Menjadi haji mabrur adalah idaman tiap orang tapi hanya segelintir dari jutaan manusia yang berhasil mendapatkannya. Sebuah haji yang tiada tercampur dengan dosa sama sekali. Dulu bahkan ada seseorang haji yang diberi kabar bahwa dari enam ratus ribu orang haji hanya enam orang yang dinilai hajinya mabrur. Tapi enam orang ini mampu mengkatrol yang lain sehingga haji mereka maqbul atau diterima. Sementara haji mardud atau tidak diterima adalah haji yang ditunaikan dengan harta haram.
Semoga kita yang belum haji segera mendapatkan panggilan dari-Nya. Ada satu doa jawa yang dikenal mustajab bagi kita yang ingin segera dipanggil untuk berhaji:
Allahumma ya Robbana
cukupono loberono,
beras akeh duit akeh,
kanggo ngaji lungo haji ,
barokahe Nabi Wali
Amin amin ya mujibassa'ilin..
»»Dibelakang bentang sayur mayur menghijau, 20 Agustus 2015 /5 Dzulqo'dah 1436
Tidak ada komentar:
Posting Komentar