Nabi dalam setiap kondisi adalah panutan terbaik, hal itu telah dinyatakan Allah dalam Al-Qur'an. Laqad Kana Lakum Fi Rasulillahi Uswatun Hasanah.
Orang-orang miskin bisa menjadikan panutan Rasul dalam hidupnya, orang-orang berpunya juga bisa menjadikan Rasul sebagai panutan.
Seorang pedagang, seorang bisnisman, seorang peternak, seorang rakyat jelata, seorang pemimpin, seorang olahragawan, seorang pendidik, seorang dokter, seorang ahli kesehatan, seorang pakar ilmu sosial, seorang pakar ilmu alam, seorang psikiater, seorang ahli hukum, seorang ekonom, seorang politikus, seorang budayawan, seorang negarawan, dan semua kedudukan yang ada di masyarakat, Rasulullah adalah panutan terbaik dalam semua itu.
Rasulullah juga panutan terbaik dalam merajut rumah tangga. Seorang yang beristri satu, seorang yang tak beristri, dan bahkan seorang yang poligami bisa menjadikan Rasulullah figur panutan terbaik. Rasulullah pernah beristri satu kala bersama Sayyidah Khadijah pada rentang waktu 25 th. Rasulullah pula pernah tidak beristri selepas sepeninggal Khadijah. Juga Rasulullah pun pernah pula poligami belasan tahun.
Seseorang yang menginginkan menikah dengan wanita yang usianya jauh diatasnya tidak perlu malu, ia bisa menjadikan Rasul figur teladan. Sebab Rasulullah menikahi Sayyidah Khadijah pada usia 25 tahun, sementara Khadijah berusia 40 tahun.
Seseorang yang ingin menikahi wanita usia jauh dibawahnya juga bisa mencontoh Rasul, Sayyidah Aisyah dinikahi Rasulullah usia 6 tahun.
Seseorang yang hendak menikahi wanita sebaya pun Rasul adalah figur teladan, Sayyidah Saudah, di nikahi Rasul pada usia yang hampir sebaya.
Mereka yang ingin menikahi wanita yang sedikit dibawahnya, Rasul pun juga teladan. Yakni sebagian besar istrinya.
Bagi yang ingin beristri dengan postur tubuh gemuk, Sayyidah Saudah adalah wanita yang gemuk. Bagi yang istrinya pendek, Sayyidah Shafiyyah berpostur tubuh pendek.
Yang menikah dengan keluarga dekat, Sayyidah Zainab binti Jahs adalah sepupu Nabi, Nabi pun juga menikah dengan orang Arab di luar Quraisy seperti Sayyidah Juwairiyyah, Nabi pun pernah menikahi wanita yang bukan Arab yakni Sayyidah Shafiyyah, Sayyidah Mariyah al Qibtiyah.
Nabi menikahi putri sahabatnya, Sayyidah Aisyah dan Sayyidah Hafshah. Nabi pun menikahi putri musuh bebuyutannya, yakni Shafiyyah binti Huyay.
Bagi yang mau menikahi perawan, Rasul menikah dengan Sayyidah Aisyah yang perawan. Bagi yang hendak menikahi wanita yang janda, banyak istri Rasul yang mereka adalah janda. Janda yang di cerai seperti Ummu Habibah, atau janda yang ditinggal mati seperti Hafshah, Ummu Salamah.
Sayyidah Aisyah wanita yang kritis, Sayyidah Ummu Salamah Istri yang logis.
Bagi yang berkeinginan nikah dengan ahli fiqh, Sayyidah Aisyah adalah ahli fiqh. Bagi yang hendak menikah dengan pebisnis, Sayyidah Khadijah adalah pebisnis. Yang akan menikah dengan ahli ibadah, Sayyidah Hafshah adalah sosok showwamah qowwamah, ahli puasa dan shalat malam. Untuk yang bercita-cita punya istri aktivis sosial, Sayyidah Zainab binti Khuzaimah bahkan mendapat julukan Ummul Masakin. Yang berkeinginan memiliki istri ahli menjalin relasi, Sayyidah Shafiyyah, ahli menjalin relasi. Untuk yang mau beristri pengrajin, Sayyidah Zainab binti Jahs seorang pengrajin yang separuh hasilnya untuk perjuangan Islam separoh untuk dirinya sendiri. Yang mau beristri dengan aktivis masyarakat. Sayyidah Aisyah seorang istri yang menjadi aktivis masyarakat. Pun juga ada Istri Rasul yang fokus mengurusi rumah tangga saja seperti Ummu Salamah.
Ialah Rasul, Sang pengemban syariat yang ditiap jengkal hidupnya adalah teladan bagi kita ummatnya. Maka dalam segala kondisi dan situasi, menjadikan Rasulullah sebagai panutan adalah hal yang mesti kita lakukan.
Allahumma Shalli Wa Sallim Ala Sayyidina Muhammad.
1 Desember 2015
subhanalloh....
BalasHapus