Dikala kita sedang bersama hendak menikmati minuman, ada sebuah hal yang diajarkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Sebuah cara yang akan menciptakan kebersamaan yang demikian indah, bahkan sampai pada tingkat “ngalap barokah”.
Caranya yakni dengan memutarkan minuman itu kepada orang ke arah kanan. Meskipun ada orang yang lebih tua di sisi kirinya. Hal ini juga amat berkaitan dengan kesunnahan mendahulukan segala hal yang baik dengan memakai anggota bagian kanan (tayamun).
ﻋﻦ ﺃﻧﺲ ﺑﻦ ﻣﺎﻟﻚ، ﺃﻥ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﺗﻲ ﺑﻠﺒﻦ ﻗﺪ ﺷﻴﺐ ﺑﻤﺎء، ﻭﻋﻦ ﻳﻤﻴﻨﻪ ﺃﻋﺮاﺑﻲ، ﻭﻋﻦ ﻳﺴﺎﺭﻩ ﺃﺑﻮ ﺑﻜﺮ، ﻓﺸﺮﺏ ﺛﻢ ﺃﻋﻄﻰ اﻷﻋﺮاﺑﻲ، ﻭﻗﺎﻝ: «اﻷﻳﻤﻦ ﻓﺎﻷﻳﻤﻦ»
Dari Anas bin Malik, bahwa sungguh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam diberi susu yang telah dicampur dengan air. Di sisi kanan beliau ada seorang A'roby, sementara di sisi kiri beliau adalah Abu Bakar. Beliaupun meminumnya lantas memberikannya kepada A'roby, dan bersabda: “Sisi kanan (lebih berhak) lalu sisi kanannya lagi.” 124 - (2029)
Di hadits yang lain disebutkan bahwa: Sayyidina Anas pernah bercerita: Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tiba di Madinah, saat itu usiaku 10 tahun, dan Nabi meninggal dunia saat aku berusia 20 tahun. Bahwa ibu-ibuku mendorong aku untuk berkhidmah kepada Rasulullah. Maka suatu saat Rasulullah berkunjung ke rumahku. Maka aku memerahkan susu kambing untuk beliau. Lantas dicampurlah susu itu dengan air sumur di rumah. Rasulullah pun lalu meminumnya. Sayyidina Umar berkata kepada beliau sementara Abu Bakar berada di sisi kiri beliau: “Rasulullah, berilah Abu Bakar”. Maka Beliau justru memberikannya kepada seorang A'roby yang berada di sisi kanan beliau. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lalu bersabda: “Sisi kanan (lebih berhak) lalu sisi kanannya lagi.” 125 - (2029)
Ada hadits yang lain yang sampai menyebutkan bahwa: Suatu saat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam diberi minuman, lantas beliau meminumnya, di sisi kanan Nabi ada seorang anak kecil, dan disisi kiri ada orang-orang tua. Maka beliau bersabda kepada anak kecil itu: “Apakah kau kasih izin supaya aku memberi mereka?”. Anak kecil itu menjawab: “Tidak demi Allah, aku takkan mendahulukan orang lain dengan jatahku yang dari engkau.” Maka Rasulullah pun menurunkan minuman itu pada tangan anak kecil tadi. 127 - (2030)
Memang demikian adanya bahwa Rasulullah mendahulukan A'roby daripada Abu Bakar sebab beliau hendak berusaha menghargai dan “ngewongno” A'roby. Juga mengharuskan Rasulullah meminta izin terlebih dahulu kepada anak kecil barangkali ia mau mendahulukan orang-orang tua meski ternyata ia tidak mau. Tentu saja, pada prinsipnya sebetulnya mendahulukan orang lain dalam urusan selain ibadah adalah hal yang lebih utama.
Kadang ada saja seseorang yang menganggap jijik dengan hal semacam ini. Padahal ada hadits yang menyebutkan bahwa sisa seorang mukmin adalah obat. Su'rul Mukmin syifa'. Meski hadits ini dloif akan tetapi seharusnya bisa dijadikan sebuah motivasi dalam hal ini. Jangan meniru seseorang yang justru bangga ketika ia suatu saat memesan sekian ragam makanan lantas ia tidak menghabiskannya.
Terlebih bahwa makan dan minum bersama mempunyai efek dan fungsi yang luar biasa bagi tumbuhnya kebersamaan, pertautan hati yang kuat, dan cinta.
“Al-Muthoamah tuqi'u al Ulfah wal Mahabbah fil Qulub”. Saling memberi makanan menyebabkan pertautan hati dan kecintaan di hati.
Demikianlah salah satu bentuk kesunahan ringan yang seharusnya terus kita lestarikan. Jangan menganggap tidak penting apalagi sampai meremehkan. Sebab Syetan juga amat hobi menghembuskan godaannya kepada seseorang agar ia suka meremehkan sebuah hal yang kecil.
Wallahu ta'ala a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar