Kamis, 23 Juni 2016

Keindahan Yang Sempurna dari Sang Kinasih

Sang Kinasih memang memiliki keindahan yang sempurna. Jika Nabi Yusuf diberi setengah keindahan langit bumi, maka Sang Kinasih diberi seluruhnya.

Keindahan Sang Kinasih berbeda dengan keindahan yang diguyurkan kepada Nabi Yusuf. Sebab keindahan Kinasih adalah keindahan nabawy yang mengandung dua hal, wibawa yang agung dan cahaya yang berpendar. Sehingga keindahan seperti ini tidak sampai membuat orang yang melihatnya seolah tersihir sebab pesonanya. Sementara keindahan Nabi Yusuf adalah keindahan yang malah membuat para wanita yang melihatnya mengiris tangannya sendiri dan berkata: "Duhai ini bukan manusia, sungguh ini adalah sesosok malaikat yang mulia."

Sang Kinasih adalah sosok yang amat berwibawa. Sahabat Amr bin Ash pernah menyampaikan: "Aku takkan kuat menatap lamat-lamat wajahnya sebab keagungannya, jika aku diminta untuk menyifatinya aku takkan mampu sebab aku tak pernah menatap wajahnya dengan seksama."

Kewibawaan Kinasih juga nampak dalam sebuah majlis, para Sahabat dikala menyimak apa yang disampaikan Kinasih mereka menunduk seolah di atas kepala mereka bertengger seekor burung.

Para Sahabat tiada mampu menatap lamat-lamat wajahnya sebab wibawa yang begitu besar dan kuat. Maka tak heran tak ada sahabat yang menyifati fisik beliau melainkan hanya sahabat yang masih kecil atau anak didik Kinasih sebelum menjadi Nabi seperti Sahabat Ibn Abi Halah dan Sayyidina Ali rodliyallohu anhu.

Termasuk dari wibawa yang begitu agung dari kinasih tak jarang para sahabat merasa gemetar dikala duduk bersama Sang Kinasih, akan tetapi Kinasih mengerti sehingga ia menyikapi mereka dengan lembut supaya mereka menjadi tenang kembali.

Kesempurnaan keindahan Nabawy juga didukung dengan adanya Nur cahaya nabawy. Nur Kinasih adalah Nur yang pertama kali diciptakan. Nur Kinasih sempat di lihat oleh umminya dikala melahirkan. Juga sempat menyinari istana Syam. Nur Kinasih juga sempat di lihat dikala Kinasih berbicara, seolah Nur itu keluar diantara sela-sela gigi gerahamnya.

Akan tetapi Nur yang dimaksud tidak seperti yang dipahami orang awam, yakni sebuah cahaya seperti cahayanya lampu listrik. Namun Nur nabawy yang lebih indah lebih agung lebih mulia dari hanya cahaya yang bisa di indera itu. Cahaya yang tak bisa dilukiskan dengan sekedar kata-kata.

Allahumma sholli ala sayyidina Muhammadin sholatan ghodan alqo ahibbah Muhammadan wa shohbah wa ala aalihi wa shohbihi wa sallim tasliima.

Wallahu a'lam bisshowab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar