Sabtu, 21 November 2015

Kaab Bin Zuhair dan Qashidah Banat Suad

Kaab bin Zuhair, seorang penyair ulung yang kala perang seringkali mengobarkan emosi kaum Muslimin melalui syair-syairnya. Syairnya bak pedang yang siap mencabik kaum Muslimin, hingga pernah membuat Rasulullah sakit hati.

Namun kemudian hidayah Islam datang kepadanya. Ia kala shubuh menghadap Rasulullah dengan wajah tertutup, bertanya sama Rasul: "Jika aku membawa Ka'ab kehadapan engkau, apakah engkau terima permohonan maafnya?" "Iya aku terima permohonan maafnya" jawab Rasul, "Akulah Kaab bin Zuhair" ia lalu membuka penutup wajahnya. Ada salah seorang sahabat yang bilang:" Ya Rasulallah, biarkan aku memenggalnya" Namun, Rasulullah mencegahnya," Tidak, ia datang untuk bertaubat" Lantas, Kaab bin Zuhairpun membacakan syahadat, dan lantas menggubah syair pujian untuk Rasulullah dan sahabat, Rasulullah demikian senang dengan Kaab, sampai mengalungkan burdah kepadanya.

Banat Suad, itulah judul syair pujian yang membuat Rasulullah yang semula sangat benci kepada Kaab, hingga ketingkat menghalalkan darahnya berubah menjadi cinta yang begitu besar.

Seorang ulama dari Alexandria Mesir pernah bertemu dengan Rasulullah melalui mimpi, ia melihat Rasul lantas bertanya: "Qashidah Banat suad aku dendangkan dihadapanmu?" "Iya, aku mencintai qashidah itu dan mencintai orang yang cinta dengan qashidah itu".

Akhirnya ulama tadi tidak pernah memulai satu majlis kecuali memulainya dengan mendendangkan Qashidah Sayyidina Kaab bin Zuhair, Radliyallohu 'anhu.

Berikut diantara qashidah itu:

بَانَتْ سُعَادُ فَقَلْبِي اليَوْمَ مَتْبُوْلُ
مُتَيَّمٌ إِثْرَهَا لَمْ يُفْدَ مَكْبُوْلَ

يَسْعَى الغُوَاةُ جَنَابَيْهَا وَقَوْلُهُمْ
إِنَّكَ يَا ابْنَ أَبِي سُلْمَى لَمَقْتُوْلُ

وَقَالَ كُلُّ صَدِيْقٍ كُنْتُ آمُلُهُ
لا أُلْهِيَنَّكَ إني عَنْكَ مَشْغُوْلُ

فَقُلْتُ خَلُّوا طَرِيْقِي لاَ أَبَالَكُمْ
فَكُلُّ مَا قَدَّرَ الرَّحْمَنُ مَفْعُوْلُ

كُلُّ ابن أُنْثَى وإن طَالَتْ سَلاَمَتُه
يَوْمًا عَلَى آلةٍ حَدْبَاءَ مَحْمُوْلُ

نُبِّئْتُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ أَوْعَدَنِي
وَالعَفْوُ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ مَأْمُوْلُ

مَهْلاً هَدَاكَ الذِي أَعْطَاكَ نَافِلَةَ
القُرْآنِ فِيْهَا مَوَاعِيْظُ وَتَفْصِيْلُ

لاَ تَأْخُذّنِّي بِأَقْوَالِ الوُشَاةِ وَلَمْ
أُذْنِبْ وَلَوْ كَثُرَتْ فِي الأَقَاوِيْلُ

لَظَلَّ تُرْعَدُ مِنْ خَوْفٍ بَوَادِرُهُ
إِنْ لَمْ يَكُنْ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ تَنْوِيْلُ

إِنَّ الرَّسُوْلَ لَنُوْرٌ يُسْتَضَاءُبِهِ
مُهَنَّدٌ مِنْ سُيُوفِ اللهِ مَسْلُوْلُ

فِي عُصْبَةٍ مِنْ قُرَيْشٍ قَالَ قَائِلُهُمْ
بِبَطْنِ مَكَّةَ لما أَسْلَمُوا زُولُوا

زَالُوا فَمَازَالَ أَنْكَاسٌ وَلاَ كُشُفٌ
عَنْدَ الّلقَاءِ وَلاَمِيْلٌ مُعَازِيلُ

لَيْسُوا مَفَارِيْحَ إِنْ نَالَتْ رِمَاحُهُمْ
قَوْمًا وَلَيْسُوا مَجَازِيْعًا إِذَا نِيْلُوا

لاَ يَقَع الطَّعْنُ إِلاَّ فِي نُحُوْرِهِمُ
وَمَا لَهُمْ عَنْ حِيَاضِ المَوْتِ تَهْلِيْلُ

Suad telah pergi, pada hari ini hatiku sedih
Gelisah sesudahnya, ia masih teringat dan belum lepas
Para penyebar isu di sekitarnya beraksi dan berkata
Wahai Ibnu Abu Sulma kamu pasti mati
Sementara semua teman yang aku harapkan berkata
Aku tidak meninggalkanmu, aku sibuk darimu
Aku berkata biarkan jalanku tidak ada bapak bagimu
Segala apa yang ditakdirkan ar-Rahman pasti terjadi
Setiap anak seorang wanita meskipun berumur panjang
Suatu hari dia akan dipikul di atas keranda
Aku diberitahu bahwa Rasulullah mengancamku
Dan maaf di sisi Rasulullah benar-benar diharapkan
Kalem, engkau telah dibimbing oleh dzat yang memberimu
Mukjizat al-Qur`an yang berisi nasihat dan rincian
Jangan menghukumku dengan dasar ucapan penyebar isu
Aku tidak bersalah walaupun orang-orang berkata tentangku
Tengkuknya senantiasa bergetar karena takut
Jika tidak ada jaminan rasa aman dari Rasulullah
Sehingga aku meletakkan tangan kananku yang tidak aku lepas
Pada telapak tangan pemilik hukuman setimpal ucapannya benar
Sesungguhnya Rasul adalah cahaya yang menerangi
Kuat pemberani dari pedang India yang terhunus
Bersama sekelompok orang Quraisy, salah satu dari mereka berkata
Di lembah Makkah ketika mereka masuk Islam, hijrahlah
Mereka berhijrah, mereka dianggap lemah, mereka tidak berperisai
Pada saat bertemu musuh tanpa pedang dan senjata
Mereka tidak sombong jika tombak mereka membunuh
Suatu kaum, mereka tidak sedih jika mereka kalah
Tikaman tidak terjadi kecuali pada leher mereka
Mereka tidak pernah mundur dari telaga kematian.

Ya Allah, rejekikan cinta Sang Kinasih shallallahu alaihi wasallam...
Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad...

2 komentar:

  1. Alhamdulillahirobbil'alamiin,ketemu mutiara yang indah kesukaan Rosululloh.Barokallohu.

    BalasHapus
  2. Ada kata "Kalem" dalam terjemahannya. Itu maknanya apa? Thanks

    BalasHapus