Minggu, 29 November 2015

SEJENAK BERSAMA SAYYID ALAWY AL-MALIKY

Sayyid Alawy Ibn Abbas Al Maliky, nasab beliau bersambung kepada Sayyid Idris Azhar, seorang raja di Maroko yang memiliki kerajaan yang bernama Idrisiyah. Sayyid Idris Azhar sendiri sudah menjadi raja semenjak usia beliau sangat belia yakni umur 11 tahun. Pada era kepemimpinannya, ada tradisi menjadikan anak kecil sebagai imam sahalat tarawih, sebab pada umumnya anak-anak telah selesai mengkhatamkan tahfizh al-Qur'an di usia 10 tahun.

Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Sang cucu, Sayyid Alawy dari semenjak belia telah menjadi dewan pengajar di Masjidil Haram. Ia mendapatkan julukan Ashghorul Mudarrisin fil Harom. Tidak main-main yang hadir dalam majlis beliau lebih dari 1000 orang. Sementara setiap hari ia bisa menggelar majlis ilmu hingga 30 macam kitab. Ia adalah sosok Murobby agung yang dikenal disiplin dan istiqamah, bahkan banyak orang yang mengatakan, gurunya lebih disiplin ketimbang muridnya. Di tiap taklimnya, mesti ditemukan satu cerita penghilang kantuk dan membuat murid-muridnya pulang menyisakan senyum menawan.

Ia pun adalah sosok yang sangat ahli dalam menggubah syair, dalam satu peristiwa beliau akan langsung bersyair tanpa pikir panjang terlebih dahulu. Ia juga lihai dalam mengadakan rekonsiliasi antar dua orang yang sedang terlibat konflik.

Disaat Abuya al Maliki, putranya sedang menempuh studi di Mesir, beliau tak gengsi meminta doa kepada para muridnya teruntuk kesuksesan putranya. Sebuah kerendah-hatian yang elegan.

Meskipun beliau sedang tidak memungkinkan taklim, beliau masih bersikeras menghadiri taklim dengan niat isytifa', berharap semoga disembuhkan dan meraih berkah majlis ilmu.

Semoga kita bisa meneladani beliau dan mendapatkan keberkahan dan ilmu beliau.

(Halqah Ilmiyah bersama Ustadzuna)
Ahad ceria, 29 November 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar