Selasa, 02 Februari 2016

Kaum Neo Khawarij

) حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ ، أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ ، عَنْ الْأَعْمَشِ ، عَنْ خَيْثَمَةَ ، عَنْ سُوَيْدِ بْنِ غَفَلَةَ ، قَالَ : قَالَ عَلِيٌّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ إِذَا حَدَّثْتُكُمْ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَأَنْ أَخِرَّ مِنَ السَّمَاءِ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَكْذِبَ عَلَيْهِ ، وَإِذَا حَدَّثْتُكُمْ فِيمَا بَيْنِي وَبَيْنَكُمْ فَإِنَّ الْحَرْبَ خَدْعَةٌ ، سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، يَقُولُ : " يَأْتِي فِي آخِرِ الزَّمَانِ قَوْمٌ حُدَثَاءُ الْأَسْنَانِ سُفَهَاءُ الْأَحْلَامِ ، يَقُولُونَ : مِنْ خَيْرِ قَوْلِ الْبَرِيَّةِ يَمْرُقُونَ مِنَ الْإِسْلَامِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ لَا يُجَاوِزُ إِيمَانُهُمْ حَنَاجِرَهُمْ فَأَيْنَمَا لَقِيتُمُوهُمْ فَاقْتُلُوهُمْ فَإِنَّ قَتْلَهُمْ أَجْرٌ لِمَنْ قَتَلَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ .

Menceritakan padaku Muhammad bin Katsir, menceritakan padaku Sufyan, dari al-A'masy dari Khoitsamah, dari Suwaid bin Ghoflah, ia berkata: Sayyidina Ali Rodliyallohu anhu berkata:

"Dikala aku menceritakan satu hadits kepada kalian tentang Rasulullah, meskipun aku harus terjungkal dari langit, maka hal itu lebih aku sukai ketimbang aku harus berdusta atas nama beliau. Dan dikala aku menceritakan suatu hadits tentang satu urusan antara aku dan kalian, maka sesungguhnya perang adalah sebuah tipu daya. Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Akan datang pada akhir zaman suatu kaum yang mereka masih berusia muda, mereka memiliki akal pikiran yang demikian bodoh, mereka mengatakan perkataan terbaik yang pernah disampaikan penduduk bumi (al-Qur'an dan al-Hadits), mereka keluar dari Islam layaknya anak panah yang melesat dari (sasaran) buruannya, iman yang mereka miliki tidak sampai kerongkongan mereka. Maka dimana saja kalian bertemu dengan mereka, bunuh mereka. Sebab ada pahala yang disiapkan bagi orang yang membunuh mereka kelak pada hari kiamat.""

Di jelaskan pada hadits di atas bahwa Sayyidina Ali tidak pernah berani berdusta atas nama Rasulullah dalam memberitakan satu hadits. Ini selaras dengan apa yang pernah di sabdakan Rasulullah,

" إن كذبا علي ليس ككذب على أحد من كذب علي متعمدا فليتبوأ مقعده من النار" رواه البخاري
Sesungguhnya kedustaan atasku tiada seperti kedustaan atas seseorang, barang siapa berdusta atasku secara sengaja, maka ia akan berdomisili di neraka.

Sekian banyak muncul hadits-hadits palsu, sebab pemahaman yang keliru besar dalam memahami hadits di atas. Banyak pihak yang menganggap bahwa hadits di atas hanya berlaku bagi pihak pemalsu hadits yang merugikan Rasulullah dan Islam, namun jika pemalsuan itu demi untuk menghadirkan sebuah manfaat dan faedah positif, maka tidak masalah. Munculnya pemahaman seperti ini, disebabkan karena kesalahan fatal dalam memahami redaksi hadits yang memakai huruf jar 'Alaa yang berarti merugikan, bukan lam yang berarti bermanfaat. Sehingga jika itu bermanfaat, maka tidak mengapa dan bahkan dinilai baik meskipun untuk itu harus berdusta dengan membawa-bawa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Salah satu ciri dari hadits palsu adalah pahala yang terlampau besar kala kita melakukan sebuah kebaikan yang kecil dan sederhana, dan sebuah dosa yang terlampau besar ketika melakukan sebuah kesalahan yang kecil.

Banyak sekali motif dibalik pemalsuan hadits, diantaranya adalah usaha membantu suatu sekte, seperti yang dilakukan Khottobiyah yang banyak memalsukan hadits sebagai dalil atas bid'ah agama yang mereka lakukan. Usaha mendekati raja dan sultan, mereka-reka hadits yanng sejalan dengan kehendak mereka. Usaha mencari rizqi dan pekerjaan. Usaha membantu mufti ketika terjadi kesalahan. Usaha mendorong manusia untuk berbuat baik. Juga usaha mendidik akhlak anak. dan lain sebagainya yang itu semua tidak bisa dibenarkan sama sekali, meskipun dengan tujuan yang baik.

Pemalsuan hadits mengemuka pada tahun 41 hijriyah. Kala itu kaum muslimin terpecah belah menjadi banyak madzhab, mereka terpecah kedalam syiah, khawarij dan kaum mayoritas. Mengemukalah bid'ah dan kepentingan hawa nafsu, sehingga mereka yang punya kepentingan sampai berani membuat-buat hadits untuk menguatkan madzhab yang mereka anut.

Berikut adalah sekelumit contoh dari hadits palsu:
الباذنجان لما اكل له
Terong dimakan berkhasiat untuk apapun
بخلاء امتي الخياطون
Orang bakhilnya umatku adalah para penjahit
السواك يزيد الرجل فصاحة
Siwak menambah kefashihan lelaki
من حلق رأسه اربعين اربعاء صار فقيها
Barang siapa mencukur kepalanya 40 Rabu, maka ia akan jadi Ahli fiqh
Selain itu, banyak juga keterangan yang tersebar, yang masyhur ditelinga banyak orang sebagai sebuah hadits, namun kala ditinjau ulang ternyata bukan hadits tapi kalam para Ulama, seperti yang populer yakni kalam Imam Syafii yang di klaim banyak orang sebagai sebuah hadits nabawi yakni :

من اراد الدنيا فعليه بالعلم و من اراد الاخرة فعليه بالعلم ومن ارادهما فعليه بالعلم.
Sesiapa yang menginginkan dunia maka harus dengan ilmu, sesiapa yang menginginkan akhirat harus dengan ilmu, dan sesiapa menginginkan keduanya harus dengan ilmu.

Maka terkait dengan hadits, sumber yang semestinya dijadikan sebagai rujukan adalah kitab standar hadits, bukan kitab dongeng.

PERANG ADALAH TIPU DAYA
Dalam dunia persepakbolaan, seorang pelatih sebuah tim kesebelasan dan juga seluruh anggotanya semestinya memahami betul taktik dan stratagi dalam menjebol gawang tim lawan, sehingga timnya bisa mendulang sebuah kemenangan. Begitu juga dalam masalah perang. Seorang panglima perang dan prajuritnya harus mengerti betul strategi dan taktik perang yang diterapkan agar peperangan tidak banyak memakan korban sehingga bisa meraih kemenangan dengan gemilang. Meskipun untuk itu mengharuskan mereka melancarkan tipu daya kepada pihak lawan. Hal itu termasuk bagian dari kedustaan yang dilegalkan oleh syariat.

KELOMPOK NEO KHAWARIJ
Hafalan al-Qur'an mereka luar biasa, surat apa plus ayat berapa hafal diluar kepala. Namun, Merekalah orang-orang yang masuk dalam term, mukminun binnuthqi la bilqolbi, beriman pada lisannya tapi tidak pada hatinya. Orang-orang model ini kalau ketemu dengan kelompok lainnya sering kali mengkafirkan dan memasukkan mereka ke dalam neraka. Seolah hanya kelompok mereka saja yang berhak masuk surga, yang tidak sependapat langsung dijustifikasi sebagai manusia sesat dan ahli neraka. Mana sifat ruhama'u baynahum? (kasih sayang antar sesama muslim) dan mana pula sifat husnuzhon bil bil Muslimin?. Nyaris tak tercermin pada pribadi mereka.

Kelompok mereka bermula dari eksistensi sosok Dzul Khuwaishiroh at-Tamimy. Kala itu, para sahabat sedang berkumpul bersama Rasulullah, beliau sedang membagi … tiba-tiba ia mendatangi beliau kemudian berkata:“Wahai Rasulullah, berbuat adil-lah!”

Rasulullah lalu bersabda: “Celaka kamu, siapa lagi yang akan berbuat adil jika aku sudah (di klaim) tiada adil. Sungguh rugi dan rugi aku, jika aku tiada bisa berbuat adil.”

Maka Sayyiduna Umar berkata: “Wahai Rasulullah, izinkan aku untuk memenggal lehernya!”.

Rasulullah menjawab:“Biarkan dia. Sesungguhnya dia mempunyai pengikut, di mana kalian merendahkan (menganggap kecil) shalat kalian dibanding shalat mereka, puasa kalian dibanding puasa mereka. Mereka membaca al-Qur’an tapi tidak sampai ke tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama seperti melesatnya anak panah dari (sasaran) buruannya ...

Akhirnya keturunan Dzul Khuwaishiroh menjadi penerus fitnah yang ia lancarkan sampai sekarang. Banyak manusia zaman sekarang yang hobi tanya dalil, tidak mau mengikuti suatu madzhab tertentu. Jika ibadah, mereka harus mendasarkan ibadah mereka secara langsung pada al-Quran dan al-Hadits.


Padahal madzhab ibarat makanan yang sedap yang disajikan sedemikian rupa oleh ulama madzahib dengan susah payah. Sementara kita tinggal langsung menyantapnya dengan lahap. Seseorang yang tidak ahli masak lantas memaksakan diri untuk meracik bahan-bahan menurutnya sendiri akan menghasilkan makanan seperti apa?. Apakah kemudian sama hasil masakan seorang Imam Syafi'i dengan masakan zaidun? Imam Maliki dengan hasil masakan Kang Dul.

Abuya as-Sayyid Muhammad al-Maliki pernah menyampaikan, Ulama madzahib berjasa besar dalam memberikan "makanan" dengan kerja keras mereka. Berbicara masalah dalil, tidak perlu dijelaskan sebab hal itu sudah teramat sangat jelas, seperti matahari. Jika kita tidak bisa melihat matahari yang terang benderang maka yang bermasalah bukan pada matahari, namun mata kita sendiri.

Enggan bermadzhab juga sebuah ekspresi meremehkan ulama, padahal mereka telah memeras pikiran untuk mencetuskan produk hukum yang kita tinggal makan. Abi KH. Ihya Ulumiddin kala belajar di Mekkah pernah di perintah untuk mentakhrij hadits-hadits dalam kitab fiqh kecil yang bernama al-Ghoyah wa at-Taqrib, ternyata untuk tujuan itu beliau butuh mentelaah 22 buah kitab yang tebal-tebal.

Dalam hal ini, Rasulullah memerintah untuk menumpas mereka. Namun menumpas mereka tidak boleh dilakukan secara personal akan tetapi melalui kebijakan seorang Qadli. Sebab jika hal ini dilakukan secara personal justru akan menimbulkan kekacauan yang tidak sederhana.

Eksistensi kaum Neo Khawarij akan terus-menerus berkesinambungan yang akan selalu menyisakan PR yang banyak. Apa lagi jika sampai kelompok ini kuat, mereka akan sangat berbahaya bagi kaum muslimin, sebab dikala masih kecil saja, mereka berhasil menciptakan pengaruh yang amat mengancam kaum muslimin.

وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوْبِ
"Barangsiapa mengagungkan syiar-syiar Agama, maka hal itu (muncul) dari jiwa yang takwa kepada Allah. (Qs.Al Hajj(22):32)

Keberadaan orang sholeh merupakan pengawal agama, termasuk dalam syiar-syiar agama. Kalau ketemu orang sholeh kita ingin meniru dan mencontoh mereka adalah sebuah rahmat yang besar. Namun apa jadinya jika malah makam-makam orang-orang sholeh di bom-hancurkan dimana-mana. Target utama mereka adalah negara-negara seperti Iraq, Suriah, Yaman, sebab disana amat banyak tinggal orang-orang sholeh. Indonesia perlu waspada, karena muslimin terbesar ada di negeri kita ini.

Merekalah dai-dai yang mengajak masuk neraka jahannam. Karena berkasih sayang adalah jalan menuju surga, maka jika ada dai yang tidak berkasih sayang, berarti mereka tidak mengajak kecuali untuk masuk bersama ke neraka jahannam.

Wallahu a'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar