Senin, 01 Juni 2015

Banggalah Menjadi Guru TPQ!

Akan kemanakah selepas kita mesantren? Barangkali banyak dari para lulusan pesantren yang setelah menamatkan studynya mereka mengidap kebingungan yang luar biasa, mau 'boyong' saja terus dirumah mau ngapain? Menikah masih belum merasa pantas, bekerja juga apa yang bisa dikerjakan.

Ini adalah sebuah hal yang semestinya tidak perlu dirasakan dan di alami oleh para lulusan pesantren, sebab mereka sebenarnya memiliki modal yang amat sangat besar untuk menjadi manusia terbaik dimata Allah subhanahu wata'ala.

Jika pilihan yang diambil adalah 'boyong' maka tidak perlu gusar untuk memikirkan apa yang mesti dikerjakan dirumah. Sebab seperti yang telah diwasiatkan oleh as-Syaikh Abdul Karim Lirboyo, "Santri muleh kudu ngadep dampar" Santri pulang harus menghadap dampar, artinya bahwa mereka mesti meluangkan waktunya untuk mengajarkan ilmu yang telah mereka dapat. Berarti yang perlu dilakukan akan meluangkan waktu menjadi seorang pengajar apa saja ilmu yang telah mereka dapat dari pesantren.Terlebih Sang Kinasih shallallahu alaihi wasallam juga telah menyatakan, "Aku diutus sebagai pengajar"

Mengajarkannya tidak mesti dengan membuka pengajian tafsir dan yang lainnya tapi mengajarkannya melalui dampar TPQ pun sudahcukup disebut sebagai mujahid.

Yah, aku mondok puluhan tahun, tapi dirumah suruh ngajar abata? yang bener aja?

Mungkin banyak dari lulusan pesantren, apalagi yang puluhan tahun makan dampar pesantren merasa bahwa mengajar TPQ adalah satu pekerjaan yang amat sangat tidak pantas bagi dirinya yang notabene telah berhasil melahap puluhan kitab dengan berbagai kelasnya, yang telah berhasil menghafal ribuan bait kitab klasik pesantren, tapi apakah kita kemudian akan mengajarkan Fathul muin Fathul wahhab di tengah-tengah masyarakat yang masih demikian awam dalam agama? Maka kita mesti menyesuaikan dengan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat.

Tak mengapa jika memang yang dibutuhkan oleh masyarakat adalah keilmuan yang menengah keatas sebab mungkin ia hidup ditengah masyarakat yang santri nan agamis, namun jika yang dibutuhkan adalah keilmuan dari mulai tingkat dasar, maka mengajar dan atau membuka TPQ adalah langkah yang cukup cerdas yang mesti dilakukan.Sebab satu dan lain hal, bahwa tanpa keberadaan TPQ ditengah masyarakat luas, Islam akan mati, berarti guru TPQ adalah orang yang amat berjasa besar demi keberlangsungan ruh Islam di tengah masyarakat.

Dimana-mana kita melihat orang-orang demikian respek dengan keilmuan non agama, lembaganya dari tingkat dasar sampai atas sangat mudah ditemui dimana-mana, tapi terkait dengan keilmuan agama secara umum di masyarakat hanya bisa didapat dari majlis alqur'an dan TPQ. Maka keberadaannya memberikan andil yang cukup besar demi keberlangsungan Islam.

Sang Kinasih shallallahu'alaihi wasallam pernah menyampaikan "sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar al-Qur'an dan mengajarkannya". Maka masuk dalam link mengajarkan al-quran melalui TPQ adalah juga langkah yang sudah sangat luar biasa.

Seorang guru Abuya al Maliki yang sangat terkenal kealimannya, Syeikhul masyayikh as-Syeikh Hasan Massyath ternyata juga masih menyisakan waktunya yang demikian padat ituuntuk mengajari anak-anak membaca Al-qur'an,beliau membuka TPQ di kediamannya, ketika ditanya oleh Abuya, kenapa beliau masih berkenan mengajari anak-anak membaca Al-qur'an? Beliau dengan tegas menjawab, saya ingin termasuk dalam firman Allah:

Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang Rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab, dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya".(QS 3 Ali 'Imron ayat 79)

Disamping itu saking luar biasanya guru TPQ, Allah ta'ala juga menyiapkan pintu khusus pada surga yang diberi nama al Farah yang hanya boleh di masuki oleh orang yang menyenangkan anak-anak, mufarrihusshibyan, bukankah menjadi guru TPQ juga sekaligus menjadi penggembira anak-anak?

Akhirnya, menjadi seorang guru TPQ adalah juga sebuah wadlifah yang demikian indah dan berharga, bukankah guru yang paling berjasa di kehidupan kita adalah guru yang dahulu mengajarkan kita membaca, baik tulisan alfabet terlebih huruf hijaiyah sehingga kita bisa membaca tulisan apa saja yang disana penuh dengan keilmuan yang kini kita mengerti,maka berbanggalah menjadi guru TPQ.!!!

29 Mei 2015#ditengah hijau alam raya Pujon, termasuk dari kenikmatan yang besar adalah udara yangsejuk dan alam yang asri. :-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar