Senin, 04 Januari 2016

Kalam Hikmah Abi #26

"Jalan untuk meraih rizqi yang penting usaha." (Abi Ihya).

Mengenai rizqi, yang mesti kita sadari adalah, ia murni sebuah pemberian Allah, bukan sebab usaha dan ikhtiar yang kita lakukan. Betapapun kita menambah intensitas usaha kita jika jatah rizqi yang diberikan Allah hanya sejumlah itu, maka intensitas usaha kita sama sekali tidak akan pernah bisa menambah jumlah ketentuan rizqi dari Allah. Kecuali jika memang Allah berkeinginan untuk menambahnya jika kita melakukan kesemangatan dalam usaha.

Rizqi itu tidak hanya berkaitan dengan materi semata, bahkan iman dan islam adalah rizqi yang nilainya tidak bisa dihitung dengan bilangan sejumlah apapun, kesehatan jiwa dan raga, teman dan relasi yang banyak, ketenangan berfikir, kekuatan, kebahagiaan, waktu luang, adalah rizqi yang nilainya tidak bisa dikurs dengan sejumlah uang.

Sebuah hal yang kadang dialami oleh banyak orang adalah dicapainya satu rizqi baru tapi mengharuskan kehilangan rizqi yang lain, disaat muda kala kekuatan dan kecakapan dalam bertindak demikian maksimal, kita seringkali tidak memiliki materi yang banyak untuk menunjang aktivitas dan usaha kita, setelah usia mulai menua dikala materi sudah terkumpul banyak, justru kekuatan fisik dan kesehatan mulai mengalami gangguan. Seseorang disaat miskin, makan hanya dengan nasi plus tempe penyet merasakan kebahagiaan hidup yang besar. Namun kala ia menjadi kaya, meski ia bisa makan ikan dan daging setiap saat ternyata ia tak banyak menemukan kebahagiaan.

Memaksimalkan pemberian-Nya yang telah dikurniakan kepada kita, apapun itu adalah satu hal yang mesti kita lakukan. Berkaitan dengan hal ini, tentu saja semestinya masing-masing dari kita bisa saling menutupi kurnia yang tidak dimiliki satu sama lain, yang muda dengan kekuatan fisik dan kegesitannya, orang tua dengan sokongan dananya, dan pihak-pihak lain yang akhirnya akan membentuk satu kekuatan besar yang mampu menggulirkan program dan usaha yang bermanfaat bagi masyarakat.

Rizqi memang urusan Allah, tapi mengikhtiarkannya adalah kewajiban yang mesti kita jalankan. Mengikhtiarkannya pun tidak hanya melalui usaha bekerja. Ya, namanya rizqi yang penting adalah usaha. Usaha memupuk ketaqwaan dengan maksimal, usaha menjalin silaturrahim dan silatul ikhwan, kontinu dalam membaca surat al-waqi'ah, dan aktivitas positif lainnya. Semua itu akan melancarkan rizqi fisik dan non fisik yang insyaAllah penuh dengan keberkahan.

Gerakkan tanganmu, Aku akan turunkan rizqi atasmu. Menggerakkan tangan disini tidak bisa dipahami sebatas bekerja, namun lebih dari itu yakni usaha menggerakkan seluruh potensi kita melalui jalan ketaqwaan yang besar kepada Allah.

Wallahu a'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar