Rabu, 23 Desember 2015

Selamat Hari Lahir, Duhai Baginda

Ya Baginda, kami iri dengan sahabat Khalid yang dikala perang menyelipkan rambut muliamu pada topi perangnya.
Ya Kinasih, kami iri dengan Ummu Sulaim yang sempat memeras keringat wangimu dan menjadikannya parfum yang wanginya lebih ketimbang parfum paling mahal sekalipun.
Ya Rasul, kami iri dengan sesosok yang selepas membekammu, lalu ia meminumi darah mulia mencampurkannya dengan darahnya.
Ya Nabi, betapa beruntungnya terompah yang menemanimu naik ke langit kala kau menghadap Tuhan.
Ya Habiby, entah seperti apa kegembiraan awan mendung yang menaungimu kala engkau dalam perjalanan.
Entah ya Kinasih, suka cita yang bagaimana yang dirasakan onta yang menemani hijrahmu.
Betapa bahagianya, duhai cinta, cincin yang melingkar dijemari kelingkingmu.
Betapa senangnya batang kurma yang kau sandari kala menyampaikan wejangan keindahan itu.
Betapa senangnya tiap sesuatu yang menemani hidupmu. Pakaianmu, perabot rumah tanggamu, kendaraanmu, dan apapun yang ada ditiap hadirmu.
Betapa mulianya makanan dan minuman yang masuk dalam rongga tubuhmu.
Ya Nabi, betapa menjadi debu yang kau injak lebih kami impikan tinimbang apapun.
Betapa menjadi air yang menyirami tubuh muliamu lebih kami angankan ketimbang sesuatupun.

Ya Rasul, Syafaati kami, ummat pendosa yang kau khawatirkan keselamatannya.
Sang pendosa yang masih saja menuruti nafsu syahwati. Tapi masih saja kau kasihani.

Ya Baginda, entah, kami tak kuasa membuktikan kecintaan kami padamu kecuali hanya melalui lisan. Yang kala kau memerintah satu hal kamilah yang pertama kali melanggarnya, yang kala kau melarang satu hal, kamilah yang paling awal melakukannya. Maka layakkah itu disebut cinta? atau justru adalah simbol sifat nifaq yang semakin menggurita.

Ya Nabi, shalawat dan salam kami senandungkan bagimu, sejumlah kedipan tiap mata, sejumlah tarikan nafas yang menghela

Ya Nabi, shalawat dan salam kami lantunkan, sebesar gunung-gunung yang menjulang, sebesar langit bumi yang membentang.

Ya kinasih, shalawat dan salam kami haturkan teruntukmu, seluas samudra yang membiru, seluas cakrawala yang digelar.

Ya Baginda, shalawat dan salam, kucurahkan bagimu, seindah gemintang yang bersinar, seelok matahari dan rembulan.

Ya Kekasih, shalawat dan salam padamu, sejumlah butiran pasir yang ditebar, sejumlah hewan tumbuhan yang dipendar, sejumlah tetes air hujan yang berjatuhan, sebanyak semburat cahaya yang menyala.

Kurniakan setetes cinta, bagi hamba, duhai kurnia.

Aku ucapkan tulus dari hati terdalam,
selamat hari lahir, duhai sang rupawan. Atasmu setiap keindahan, bagimu seluruh kemuliaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar