Jumat, 18 Desember 2015

Kalam Hikmah Abi #17

"Kalau ada orang memuji, katakan saja 'Alhamdulillahilladzi azh-harol malich wa satarol qobih' ( Segala puji hanya bagi Allah yang menampakkan kebaikan dan menutup keburukan)." (Abi Ihya)

Manusia dengan karakter aslinya, selalu senang ketika mendapatkan pujian, baik sebab ketampanan, pangkat, kepintaran, prestasi, penghargaan yang ia peroleh, atau hal lain yang membuat banyak orang terkagum-kagum dan akhirnya melontarkan hujan pujian yang deras kepadanya.

Hal itulah yang justru kala ditanggapi dengan sikap yang salah akan menyebabkan orang itu hancur berkeping-keping, sebab kondisi diri yang serasa terbang melayang bagai layang-layang yang akhirnya talinya putus.

Sebab tak jarang seorang pemuji mengatakan sesuatu dengan lebay, hiperbolis, dan sampai ketingkat dusta. Maka pihak yang dipuji tidak perlu ambil pusing dengan apa yang ia katakan, cukup katakan kalimat diatas.

Karena pada dasarnya semua orang memiliki aib dan kekurangan yang oleh Allah ditutup rapat demi citra baiknya di mata manusia, dan ini adalah termasuk hal spesial yang dianugerahkan Allah bagi ummat Sang Baginda shallallahu alaihi wasallam. Dulu sebelum zaman Sang Baginda, kala ada seseorang melakukan sebentuk kemaksiatan di suatu malam, di pagi harinya ia akan dapati persis didepan rumahnya tertulis perilaku maksiat dan namanya, sehingga orang-orang tahu maksiat apa yang ia lakukan. Namun Allah ta'ala begitu sayang dengan ummat Sang Baginda, sehingga tak sedikit aib dan cela seseorang ditutup rapat oleh Allah, sampai yang terlihat hanyalah sisi baiknya saja.

Maka adalah hal yang tidak elegan jika ada seseorang yang memuji kita, kita langsung serasa mekrok terbang melayang. Cukup kendalikan hati kita dengan kalimat diatas.

Dan bagi pemuji, alangkah baiknya tidak usah lebay dalam memuji, dan lebih baik tak usah melemparkan pujian kepada orangnya secara langsung, tapi pujilah orang itu dikala ia tidak berada dihadapanmu.

Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar