Senin, 14 Desember 2015

5 Oktober 2015

"Dilarang makan daging kurban setelah 3 hari" -Makna Hadits-

Terdapat sebuah riwayat bahwa para shahabat Rosul -umat terbaik yg selalu patuh pada Alloh dan RosulNya-, mencairkan lemak dari daging2 hewan kurban untuk dijadikan minyak. Melihat hal tersebut, Rosululloh menanyakannya, untuk apa mereka melakukan hal itu. Para shohabat menjawab, hanya demi menjalankan perintah Rosul saja, tentang larangan beliau untuk memakan daging kurban setelah 3 hari. Mendengar hal tersebut, Rosululloh pun menjelaskan bahwa larangan tersebut, beliau sampaikan hanya demi meratakan daging kurban saja. Agar para Badui yg datang ke kota Madinah saat itu juga bisa mendapatkan jatah daging kurban. Karena saat itu adalah masa susah, maka beliau mengeluarkan larangan tersebut agar setiap org menyedekahkan dagingnya untuk para Badui. Berhubung saat ini adalah masa makmur, maka beliau memperbolehkan para shohabat untuk berbuat apapun dgn daging kurban yg dimiliki. Disimpan, dimakan ataupun disedekahkan.

Sebuah bentuk strategi Rosululloh dalam mengatur kehidupan sosial para shohabat. Demi mencapai kemakmuran dan ketentraman bersama.

Ada sebuah riwayat Rosululloh melarang untuk menyewakan rumah pada shohabat lain, untuk kemudian membolehkannya. Ada pula sebuah riwayat bahwa Rosul melarang menyimpan harta lebih dari kebutuhannya sehari2, dan memerintahkannya untuk disedekahkan pada shohabat lain yg tidak mampu, untuk kemudian membolehkannya saat memasuki masa kemakmuran.

Dari hal ini ada beberapa hal yg bisa kita garis bawahi dari sikap para shohabat terhadap perintah2 Rosul.
1. Mentaati secara langsung meski belum mengetahui ada apa di balik perintah tersebut. Karena mereka meyakini, bahwa apa yg datang dari Alloh dan RosulNya adalah hal terbaik bagi mereka
2. Mengetahui dan memahami keadilan Rosul dalam memutuskan segala sesuatu. Menunjukkan bahwa apa yg beliau putuskan tidaklah dari hawa nafsu beliau, melainkan sebuah wahyu dari Alloh
3. Mendapatkan ajaran penting. Bahwa segala yg Rosul ajarkan, sampaikan, dan perintahkan, tidaklah untuk kepentingan beliau pribadi. Tapi semua itu hanya demi kepentingan umat beliau. Demi kepentingan bersama. Demi kasih sayang dan perhatian beliau pada umat.

Dari itulah, bisa kita pelajari bahwa apa yg diajarkan dalam Islam, tidak harus selalu dinalar terlebih dahulu oleh logika demi mendapatkan keyakinan dalam diri. Tapi sebaliknya, cobalah untuk meyakini dalam diri, bahwa segala apa yg dituntunkan Rosul merupakan tuntunan dan ajaran terbaik untuk kehidupan kita di dunia ini. Sebuah bentuk kasih sayang dan perhatian Alloh dan RosulNya pada kita para umatnya.

-Taklim Pagi-
Shohih Muslim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar