Kamis, 17 Desember 2015

Muhammad, Sang Baginda Yang Dinantikan

Seorang bayi kecil yang ditunggu-tunggu kelahiran-Nya oleh jagad raya, yang semenjak berada di rahim Sang Ibu setiap bulan sekali terdengar panggilan dari langit dan bumi, "Berbahagialah, telah tiba saatnya kehadiran Abul Qasim shallallahu alaihi wasallam sebagai pemberian yang diberkahi.

Seorang bayi yang kelahirannya telah dinantikan oleh banyak orang, bahkan oleh kaum yahudi nasrani. Sehingga pada suatu siang ada orang Yahudi yang berteriak: "Wahai orang-orang Yahudi'" Lantas mereka bergegas berkumpul, lantas berkata: " Heh, ada apa?!", ia kemudian menjawab: Telah muncul bintang Ahmad, ia dilahirkan dimalam ini.

Dan kemudian ada pula seorang Yahudi yang merupakan salah satu penduduk Makkah, pada saat malam dimana Rasul shallallahu alaihi wasallam dilahirkan berkata, "Wahai orang Quraisy, apa ada seorang bayi yang malam ini dilahirkan?". Ada yang menjawab "Ga ngerti", Lantas si Yahudi bilang: "Coba kalian cek, sebab pada malam ini seorang bayi yang kelak menjadi Nabi Ummat ini dilahirkan, diantara kedua bahunya ada tanda. Ternyata setelah dicek ada seorang bayi yang barusan dilahirkan, buru-buru ia menghampiri ibunya dan melihat sang bayi. Ketika si Yahudi melihat tanda kenabian di tubuh bayi itu ia tersungkur nyaris pingsan, lantas berkata: "Lenyap sudah kenabian dari Bani Israil". Benar, bayi itu dilahirkan bukan dari rahim Bani Israil, namun justru dari keturunan Nabi Ibrahim, dari klan Quraisy.

Ialah Muhammad, seorang bayi yang kelahirannya membuat gempar jagat raya, membuat padam api yang disembah sekian ribu tahun, membuat istana Kisra gempa. Seorang bayi mungil yang semenjak bayi telah disunat, calon Nabi akhir zaman, Nabi termulia, pamungkas para Nabi.

Muhammad dilahirkan tidak dibulan yang mulya layaknya Ramadlan, Muharram, maupun Shafar. Namun, bayi itu lahir di bulan biasa yang akhirnya menjadi istimewa berkat kehadiran Sang Baginda Pamungkas, tiada lain adalah Rabi'ul Awwal. Pada hari Senin, 12 Rabiul Awwal tahun gajah ia dilahirkan. Hari kelahirannya dinilai lebih istimewa daripada malam lailatul qadar.

Maka semesta bahagia dengan kelahiran sang baginda, pada saat itu Juwairiyyah seorang budak milik Abu Lahab berlari menghampiri tuannya mengabarkan akan kelahiran keponakannya, maka Abu Lahab bahagia sekali hingga ia memerdekakan Juwairiyyah sebagai ungkapan syukur yang mendalam.

Abu Lahab, seorang yang telah dicap sebagai penghuni neraka itu, akhirnya mendapatkan remisi hukuman setiap hari senin di neraka. Sebab kebahagiaan yang ia tunjukkan akan kelahiran manusia terbaik shallallahu alaihi wasallam. Maka bagaimana dengan kita yang muslim mukmin yang menjadikan Sang Nabi sebagai idola dan hobi membacakan shalawat teruntuknya? Yang kala bulan Rabiul Awwal telah nampak seringkali menyiapkan penyambutan yang luar biasa bagi ungkapan kebahagiaan yang mendalam akan kelahirannya.

Maka adalah sebuah kenistaan yang teramat mendalam mengenang kelahiran Sang Baginda Nabi dengan menggelar acara semacam Maulid Nabi dianggap sebagai satu hal yang bid'ah, sesat. Sebuah klaim yang menyakitkan dan dungu sekali.

Akhirnya, apapun komentar mereka, bahwa cukuplah Rasul sebagai pembela yang akan menjadi pemberi syafaat kelak di hari qiyamat. Shallallahu alaihi wasallam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar