Rabu, 21 Agustus 2013

Sang Pencahyaku

Jika saja cahyamu tak kau sinarkan ke legam sukmaku, pastilah hingga kini aku tersesat didalam kubang keputus harapan...

Jika saja kalam arifmu tak kudengar di tiap shubuhku, tak mungkin ragaku kuat tuk menanggung gulana yg kian membuncah merongrong jiwaku...

Aku menahan sesak kala melihat cuat cahya yg engkau berikan di setiap waktu

Engkau sosok penggerak yang tak seperti mereka menudingkan telunjuk menyuruh ini itu, namun mereka sendiri tak tergerak.

Engkau kerahkan semuamu demi memutihkan hitamnya... Engkau korbankan kebahagiaanmu untuk mencipta tawa riang di relung jiwa mereka...

Ah bagaimana bisa, sesosok sepertimu, membagi satu raga untuk dua umat, sampai kini? Kalau bukan jiwa pejuang, takkan mungkin itu berjalan hingga kini

maafkanku yang tak kuasa menunjukkan cintaku dalam elok lakuku...

Akuiku sebagai pengais arifmu sampai nanti sampai ku mati...

(singgasana cinta, 28Des2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar