Jumat, 10 Oktober 2014

Sesuatu Itu Sungguh Menggiurkan!

Memang indah dan menyenangkan, kala kita melakukan satu kebaikan, orang-orang mengetahui apa yang telah kita lakukan. Memang berasa membanggakan, kala kita berhasil meraih sebuah impian lalu khalayak ramai membuatnya sebagai bahan pembicaraan.Bagaimana tidak senang macam manusia sepertiku dikala melakukan sesuatu mendapatkan pujian dari sini dan situ. Bagaimana tidak terpukau dikala apa yang dielu-elukan akhirnya terwujudkan lantas menjadikan kita makhluk terkenal. Kenapa pula tidak senang dikala selepas haji orang-orang disana sini memanggil kita dengan embel-embel haji.
Yah, demikianlah karakteristik manusia kebanyakan tidak terkecuali aku, yang seringkali beramal hanya agar didengar hanya agar dilihat oleh banyak orang, yang seringkali memberi agar mendapat predikat sosial yang tinggi, yang zakat dibagi-bagikan agar orang tahu bahwa kita orang kaya orang berada, yang seringkali menolong tiada lain hanya ingin disanjung, yang seringkali berhaji supaya dipanggil pak haji dan bu haji. Menyembelih kurban hanya karena gengsi, karena malu dikatakan tidak kuat berkurban. Melakukan kebaikan demi mengejar popularitas dan strata yang tinggi di masyarakat. Siapa yang tiada terhindar dari godaan semacam ini, siapa yang tidak tergiur dengan godaan yang demikian besar, godaan yang menuntut kita kembali merefleksi diri, kembali berkontemplasi, kembali memahami apa sebenarnya hakikat kehidupan.
Idfin nafsak fi ardlil khumul, pendam dirimu di bumi khumul, bumi yang tiada orang tahu, bumi yang sepi senyap dari reragam spirit keduniaan, bumi yang hanya antara kita dan Allah, tiada unsur manusia didalamnya. Terserah apa kata manusia, yang terpenting Allah SWt memandang kita dengan pandangan rahmat, dengan pandangan ridlo. Barangkali kita rendah dimata manusia tapi kita indah dan mulia disisi Allah. Mungkin saja harkat martabat kita tiada hebat tapi menurut Allah kita adalah manusia-manusia hebat. Cukuplah kiranya Allah sebagai tujuan, cukuplah kiranya Allah sebagai peletup kita dalam beribadah, cukuplah hanya pada Allah sebab alasan dan motivasi kita dalam melakukan segala amal. Tapi sepertinya semuanya tidak akan sesederhana yang kita kira, menata hati bukan perkara satu dua hari...
Sebab melakukan amal agar dilihat (riya’) atau agar didengar (sum’ah) memang menggiurkan, tapi kita mesti sadar kembali bahwa nyatanya hal itu akan membuat apa yang telah kita banyak korbankan untuk mewujudkan amal itu menjadi sia-sia belaka. Harta, waktu, tenaga, jiwa dan raga yang telah kita peras keluarkan akan menjadi tanpa guna. Dihadapan Allah orang seperti ini tiada akan mendapatkan apa-apa, bahkan Allah akan menjadikannya sebagai tontonan orang-orang kelak dipadang mahsyar, ia akan dipermalukan oleh Allah dihadapan seluruh manusia. Betapa kita akan merasa sangat malu sekali menjadi olok-olok orang sepadang mahsyar sebab mereka tahu bahwa kita pelaku riya dan sum’ah.
Duhai betapa mencengangkan, sampai Abu Hurairah RA tiada kuat untuk menceritakan hadits tentang hal satu ini, ia bahkan berkali-kali harus pingsan, sebab ia tak kuat, tak kuat untuk menceritakan hadits tentang hal ini, satu hadits tentang riya’ dan sum’ah. Betapa memang penyakit ini demikian halus, demikian mengerikan. Kadzabta! Bohong kamu, kamu hanya mengejar popularitas, ingin dikatakan dermawan dengan sedekahmu, ingin dipanggil qori’ dengan bacaan qur’anmu, ingin dianggap pemberani dengan maju perangmu, kamu bohong!
Padahal neraka jahannam sendiri setiap hari selama seratus kali berlindung kepada Allah dari Jub al huzn, dari sebuah lembah di jahannam yang diperuntukkan bagi mereka qori’ yang riya’ dengan apa yang mereka lakukan.
Maka kita harus terus belajar dan belajar, untuk terus tahrir an niyyah memperbaiki niat, tiada untuk hal apapun, tanpa dimotivasi oleh keinginan apapun kecuali hanya ridlo dari Sang Maha Merajai segenap kerajaan, Allah azza wajalla. Ampunkan seluruh dosa-dosaku, duhai Allahku, mudahkan aku untuk melakukan amal hanya karena-Mu lillah, bukan ma’allah. Astaghfirullaha min qoulin bilaa amalin laqod nasabtu bihi naslan lidzi uqumi.
Ditengah panas dan terik cahaya siang Sabtu penuh berkah, 7 Ramadlan 1435.

1 komentar:

  1. JOIN NOW !!!
    Dan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
    Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
    BURUAN DAFTAR!
    dewa-lotto.name
    dewa-lotto.com

    BalasHapus