Sabtu, 23 Mei 2015

Meraih Kemenangan Dengan Sembahyang

Sebuah bahasan yang sering disampaikan di setiap
bulan Rajab adalah terkait dengan kejadian yang
dialami oleh Sang Kinasih shallallahu alaihi
wasallam di suatu malam kala diperjalanankan
yang di kemudian hari dikenal dengan sebutan
Isra' Mi'raj.

Sebuah perjalanan yang luar biasa yang di alami
beliau shallallahu alaihi wasallam sampai kemudian
pulang dengan menenteng oleh-oleh indah tiada
tara yakni bingkisan shalat lima waktu.

Iya, shalat! Allah ta'ala menghadiahi Sang Kinasih
shalat dengan tanpa menyuruh Jibril alaihissalam
untuk memberikannya, tapi Allah sendirilah yang
kemudian memberikannya dengan mengundang
Sang Kinasih kehadapan-Nya. Beda dengan ibadah
lain yang biasanya Allah cukup memerintah Jibril
untuk menyampaikannya, seperti puasa, zakat,
haji, atau yang lain. Ini tidak lain sebab
keistimewaan shalat itu sendiri, sehingga sampai
mengharuskan Sang Kinasih untuk melakukan
persiapan hati sebelumnya dengan proses cleaning
hati yang dilakukan oleh malaikat.

Maka shalat adalah media yang sangat luar biasa
bagi mereka yang menginginkan mendapatkan
kedekatan yang indah dengan Allah azza wajalla.
Kedekatan seorang hamba dengan Sang pemilik
segala apa, yang lalu bisa membuat Allah cinta dan
peduli dengan kita. Sebab hanya dengan ibadahlah
Allah bersedia 'care' dengan kita. Tidakkah sebuah
kebahagiaan nan agung kala kita makhluk yang
sangat kecil ini mendapatkan perhatian dari Allah
Sang Maha Agung?

Di ayat terakhir surat al-Furqan Allah azza wa
jalla menyampaikan:
Katakanlah Muhammad, "Tuhanku tiada akan
mengindahkanmu jika tidak karena ibadahmu" al
ayah.

Jadi, jika kita ingin diperhatikan, diindahkan,
dipedulikan oleh-Nya azza wa jalla tiada cara lain
melainkan dengan usaha ibadah yang kita
jalankan, terlebih shalat.

Shalat memang menjadi ibadah paling urgensif
sehingga di hitung untuk pertama kalinya nanti di
akhirat. Kalau shalat dinilai oke maka yang lain
akan dianggap oke begitupun sebaliknya. Bagi kita
yang ingin menjalani proses hitung dengan cepat,
quick count, menjalankan, merutinkan, menjaga
dan fokus dalam shalat menjadi kunci yang mesti
kita ikhtiarkan.

Kita mendengar di setiap hari lima kali panggilan
shalat melalui senandung adzan muadzin yang jika
ditelisik lebih dalam mengandung arti yang
demikian luar biasa.

Hayya alassholah, mari dirikanlah shalat, hayya
alal falah, mari menuju kemenangan, memberi arti
bahwa kala kita ingin falah semestinya kita
sholah, kala yang menjadi dambaan adalah
kemenangan maka yang perlu diusahakan adalah
sembahyang. Bahkan saking pentingnya shalat,
diwaktu yang hampir ditegakkan shalat kita masih
diingatkan lagi dengan iqomat, yang disana juga
mengandung 'sholatlah supaya falah'.

Barangkali sampai detik ini shalat yang kita
jalankan masih kosong tanpa esensi, yang
katanya yang mesti dihadirkan adalah Allah
semata tapi pikiran kita tak jarang masih
gentayangan. Seringkali gagal fokus yang
seharusnya curah fokus. Tapi meskipun demikian
adanya kita tetap akan mendapatkan nilai dari
Allah, usaha kita tidak akan sia-sia. Sebab kita
memiliki Allah yang Maha pemurah, yang akan
memaklumi kelemahan kita, yang akan memaafkan
kekurangan kita, yang akan mencurahkan kasih
sayang-Nya meski kita masih belum mampu
menyenangkan-Nya.

Terakhir, seperti di ayat tadi, Allah memang akan
melihat ibadah kita, tapi kita tidak usah melihat
ibadah kita sendiri, sebab akan memunculkan sikap
'rumongso', merasa melakukan hal luar biasa.
Padahal siapa kita, sehingga merasa menjadi
siapa. Siapa kita yang cuma sekedar 'jumbleng
mlaku, WC berjalan.

Akhir catatan, mumpung masih ada sisa masa
tanam Rajab, yuk kita tanami ladang amal dengan
aneka rupa benih ibadah dan kebaikan, sebab kita
tahu bulan ini adalah bulan yang pas buat
menanam, kita rawat besarkan benih itu di masa
rawat sya'ban untuk bersama memanen raya di
masa panen penuh berkah Ramadlan yang akan
datang.

Allahumma bariklana fi rojaba wa sya'bana wa
ballighna romadlon...
#sebuah kontemplasi dari dawuh Abi Ihya'
hafizhohulloh di Rebo legian di sebuah pedalaman
pujon nan asri
14 Mei 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar