Jumat, 25 Maret 2016

Kalam Hikmah Abi #37

“Orang punya dzauq memang beda. Tanda orang punya dzauq adalah berusaha membalas kebaikan orang lain.” (Abi Ihya’ )

Seorang muslim begitu dianjurkan untuk melakukan berbagai kebaikan kepada orang lain. (al Ihsan ilal ghoir). Begitu banyak keutamaan berbuat baik yang diterangkan Rasulullah dalam hadits-haditsnya. Seperti bahwa berbuat baik dapat menghalau datangnya berbagai keburukan, penyakit dan keterpurukan, serta menyingkirkan bencana. Namun di sisi yang lain Rasulullah juga demikian menganjurkan untuk membalas kebaikan yang dilakukan oleh orang lain. Maka Kita harus selalu ingat dengan sebuah kebaikan yang pernah ditanamkan oleh seseorang kepada kita kemudian berusaha untuk membalasnya dengan balasan yang setimpal atau bahkan jika bisa yang lebih baik. Jangan sampai muncul fenomena air susu dibalas dengan air tuba, atau kacang lupa pada kulitnya. Allah ta’ala berfirman dalam surat An-Nisa’ ayat 86 yang artinya kurang lebih:

“Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah dengan yang serupa. Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu. “ (QS. An Nisa’ ayat 86)

Dalam sebuah hadits juga dinyatakan bahwa, “Seseorang belum merealisasikan kesyukuran kepada Allah di kala ia tiada berterimakasih atas kebaikan orang lain terhadapnya.” (Makna Hadits)

Ada banyak hal yang perlu kita usahakan untuk membalas kebaikan yang orang lain lakukan kepada kita, yakni:

1. Membalasnya dengan balasan yang setimpal, namun jika tak mampu maka memujinya kala ia tak ada dihadapan kita dengan menceritakan kebaikan yang ia lakukan kepada orang lain.

Seperti yang al Imam al Bukhori terangkan dalam kitab Adabul mufrod, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “ Sesiapa yang mendapat kebaikan dari orang lain, hendaknya ia membalasnya. Jika ia tak menemukan sesuatu untuk membalasnya, hendaknya ia memujinya. Sebab jika ia telah memujinya berarti ia telah berterimakasih kepadanya. Jika ia menyembunyikannya maka ia telah mengingkari kebaikannya. Sesiapa yang berhias sebuah hal yang tidak ia kerjakan atau miliki, seolah ia mengenakan dua pakaian kepalsuan.

2. Dengan mendoakan kebaikan teruntuk orang yang berbuat baik kepada kita.

“..Dan siapa yang berbuat baik kepadamu, balaslah kebaikannya. Jika kau tak mampu, maka doakanlah ia sampai ia tahu bahwa kau telah memberinya yang setimpal” (Makna Hadits)

3. Dengan berterimakasih kepadanya. Dan yang paling bagus dengan doa yang diajarkan Rasulullah: Jazakumullohu khoiron. Rasulullah bersabda: “Sesiapa yang diberikan suatu kebaikan lantas ia berkata kepada yang memberi: ‘Jazakallohu khoir’ maka sungguh ia telah bersungguh-sungguh dalam berterima kasih”

Maka, semestinya kita bukan hanya menjadi penikmat kebaikan yang dilakukan orang lain kepada kita. Namun selalu berusaha membalasnya dengan kebaikan yang baik. Meski tentu saja dalam berbuat kebaikan, kita tidak boleh untuk mengharap balasan kecuali dari Allah ta’ala semata. Semoga kita dimudahkan untuk memproses diri menjadi ahlul ma’ruf di dunia, sehingga kita bisa menjadi ahlul ma’ruf pula kelak diakhirat. Allahumma aamiin.

Wallahu yatawallal jami’a biri’ayatih.

Semoga bermanfaat
26 Maret 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar